ROMA – Pemerintah Italia akan menguji kecerdasan buatan (AI) sebagai asisten guru dalam sistem pembelajaran di sekolah. Langkah ini diambil untuk meningkatkan keterampilan IT di Italia. 

Pemerintahan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni sedang mencari cara baru untuk menutup kesenjangan keterampilan digital negaranya dengan anggota Uni Eropa lainnya, menurut Reuters pada Sabtu (14/09/2024).

Menteri Pendidikan Giuseppe Valditara mengatakan ketika sekolah-sekolah di seluruh Italia dibuka kembali, perangkat lunak yang didukung AI akan diuji di 15 ruang kelas di empat wilayah. Jika berhasil, nanti akan diperluas. 

Valditara menjelaskan, fitur AI akan berperan sebagai asisten virtual pada tablet dan komputer di dalam kelas. 

“Asisten virtual yang dapat memfasilitasi pembelajaran siswa dan membantu guru mengidentifikasi metode pembelajaran yang semakin dipersonalisasi,” kata menteri tersebut kepada saluran berita TGcom24.

Menurut badan statistik Eurostat, Italia memiliki salah satu keterampilan digital dasar yang paling buruk di antara 27 negara anggota UE. Italia lebih baik dari hanya Latvia, Polandia, Bulgaria dan Rumania.

Namun, hanya sedikit rincian yang diberikan mengenai inisiatif ini. Kantor Valditara tidak dapat memastikan nama sekolah yang akan menguji teknologi baru tersebut dan cara kerjanya.

Namun, evaluasi yang diharapkan untuk uji coba yang dimulai pada tahun ajaran ini “menjanjikan,” Francesca Bastigli, kepala penelitian di lembaga pemikir pendidikan Fondazione Agnelli, mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat.

“Kami berharap ini akan memberi tahu kita apa yang berhasil dan apa yang diperlukan untuk menjadikan penerapan alat AI di sekolah-sekolah di masa depan menjadi inklusif dan efektif,” katanya.

Dorongan untuk menerapkan AI di sekolah muncul ketika para menteri juga mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap penggunaan ponsel pintar di ruang kelas, termasuk untuk tujuan pendidikan.

Upaya sebelumnya untuk mendigitalkan sekolah-sekolah Italia terbukti sulit. Hal ini termasuk selama pandemi Covid, yang sebagian disebabkan oleh usia guru yang sudah lanjut, dimana lebih dari setengahnya berusia 50 tahun ke atas, menurut data OECD.

 

(salah)