JAKARTA – Ketua Dewan Pers Ninik Rahaju meminta penyelenggara pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau Badan Pengawas Pemilu (BAWASLO) terbuka terhadap jurnalis. Sebab pada Pilkada 2024, masyarakat membutuhkan informasi yang bisa diperoleh melalui media.

Hal itu disampaikan Ninik usai pembukaan “Workshop Liputan Pemilu/Pilkada” di Hotel Morrissey, Jalan KH Wahid Hasiim, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (31/10/2024).

Media tidak harus mengundang lembaga penyelenggara pemilu, tapi ketika mereka minta dibukakan akses, jangan dipersulit, jangan dimanfaatkan, tunda sampai besok, lalu ketemu besok, tidak ada siapa-siapa. Lainnya. “Belum memberikan jawaban yang komprehensif,” kata Ninik kepada wartawan.

Keterbukaan informasi membuat masyarakat dapat mengenal wajah calon presiden daerah yang akan memimpin daerah tersebut. Hal ini tentu saja termasuk partisipasi masyarakat dalam pilkada serentak.

Katanya: “Kami ingin lho, kapan pun pemilu diadakan, partisipasi masyarakat minimal 90%, mereka hadir dalam memilih, mereka menuntut haknya.

“Mereka tahu siapa yang mereka pilih, mereka tahu alasan mereka memilih begitu banyak. Mereka punya hak untuk mengetahui kandidatnya,” lanjutnya.

Selain penyelenggara pemilu, partai politik pendukung calon pilkada juga harus terbuka terhadap media. Ia menambahkan: “Partai politik pendukungnya harus terbuka. Kalau media bertanya, jangan ditutup-tutupi. Jangan mempersulit.”

Pada akhirnya, ia menyampaikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pilkada ini, jika tidak setuju dengan pemberitaan di media, agar selalu mengedepankan hak jawab dan tidak menggunakan kekerasan terhadap jurnalis.

Dia berkata: “Tolong jangan gunakan kekerasan terhadap jurnalis dan jurnalis yang bekerja, gunakan hak Anda dengan menuntut hak untuk menjawab.”  

(Ya)