Penelitian terbaru mengungkap pengaruh tembakau terhadap kesehatan mulut perokok. Penelitian ini diujikan pada 15 partisipan dalam percobaan selama 18 bulan, dengan tujuan untuk membandingkan efek terhadap rongga mulut pada setiap kelompok eksperimen.
Penelitian tersebut dilakukan Unpad bekerja sama dengan Center of Excellence for Accelerating Harm Reduction (CoEHAR) di University of Catania, Italia. Subyek penelitiannya adalah perokok, konsumen produk tembakau alternatif yang sudah beralih dari rokok, dan bukan perokok berusia 18-45 tahun.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Amaliya, Drg., M.Sc., PhD menjelaskan, variabel pertama dalam penelitian ini adalah mencari kesehatan gusi. Gusi perokok biasanya berwarna hitam akibat penyempitan pembuluh darah. Kedua, penumpukan plak mengganggu kebersihan gigi. Ketiga, tingkat antioksidan. Keempat, penanda kerusakan tulang.
Amaliya mengungkapkan, orang yang merokok lebih rentan mengalami kerusakan gigi. Variabel kelima merupakan penanda peradangan sistemik yang juga merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Yang terakhir adalah warna gigi. Terlihat gigi orang yang merokok berwarna hitam atau kuning. Kalau beralih (ke produk tembakau alternatif), giginya akan lebih bersih, ”ujarnya pada 22 Oktober 2024.
Amaliya mengatakan penggunaan produk tembakau alternatif menunjukkan penurunan penanda kerusakan gigi dibandingkan rokok tradisional. “Produk tembakau alternatif, seperti asap dan produk tembakau yang dipanaskan, masih menghasilkan nikotin dengan sistem penghantaran nikotin pembakaran atau non-pembakaran. Tidak adanya produk pembakaran, seperti tar dan zat beracun, memungkinkan risiko produk tersebut berkurang sebesar sekitar 90 persen – kata Profesor Amalia, Senin (21/10) di Jakarta. Penelitian menunjukkan bahwa perokok yang beralih ke produk tembakau alternatif mengalami peningkatan kesehatan gusi dan jaringan penyangga gigi. Profesor Amalia menjelaskan alternatif tersebut. produk tembakau mengurangi risiko yang terkait dengan merokok.
Pengguna produk tembakau alternatif yang berhenti dari kebiasaan tersebut mengalami penurunan tingkat penanda kerusakan tulang gigi secara signifikan. Artinya peradangan sistemik juga berkurang. “Pengguna vape juga mengalami penurunan penumpukan plak pada giginya dibandingkan dengan mereka yang terus merokok. Giginya juga bersih, berbeda dengan perokok yang memiliki gigi hitam atau kuning. Juga penanda penyakit jantung pada pengguna di AS. Produk tembakau alternatif juga tampaknya menurun sejak tiga bulan pertama percobaan,” imbuhnya. Rokok memiliki kadar antioksidan yang tinggi. Sementara itu, mereka yang beralih ke produk tembakau alternatif justru mengalami peningkatan kadar antioksidannya, kata Amaliya, sehingga sebaiknya perokok berhenti. merokok. “Namun, kita harus memahami bahwa banyak perokok tidak dapat berhenti sepenuhnya, sehingga kita memiliki kesempatan untuk beralih dari merokok ke produk tembakau alternatif,” ujarnya.
(qlh)