Jakarta – Bapak K.H. Nasruddin Umar, Menteri Agama RI bertemu dengan Peneliti Senior Dr. Remina Institute. Bapak Alvi Shahab dan Bapak Mathis Fu, Direktur Eksekutif Remina Institute, di kantor Kementerian Agama RI di Jalan Lipangan Banten, Jakarta pada hari Jumat tanggal 1 November 2024.
Dalam audiensi tersebut, Menag mendorong pengembangan program Literasi Keagamaan Antar Budaya (LKLB) yang hingga saat ini telah meluluskan 9.160 guru dan tenaga pendidik dari 37 provinsi di Indonesia.
Menteri Agama Nasruddin dalam keterangannya, Sabtu (11 Februari 2024), mengatakan, “Apa yang kita lakukan bersama bisa terus berlanjut dan berkembang, karena sangat membantu negara ini.”
Masjid Istiklal merupakan salah satu mitra awal Remina Institute dalam pelaksanaan program LKLB mulai tahun 2021. Program LKLB yang bekerjasama dengan Masjid Istiklal dan Remina Institute ini dilaksanakan di 11 kelas, termasuk mahasiswa S1. Masjid Istiklal mampu menampung 1400 orang, termasuk guru, ulama, dan ustadz.
Dalam audiensi tersebut, Menteri Agama Nasruddin mengatakan, karena program LKLB ini dilaksanakan bersama dengan Pondok Pesantren Asadiyah Lamina Institute dan Pondok Pesantren Al-Ikhlas, maka perlu juga disediakan tempat bagi para guru pondok pesantren tersebut . Selatan. Kemampuan untuk membayar.
Lebih lanjut, Alvi Shahab mengatakan pendekatan LKLB memperkuat kebijakan moderasi beragama yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Pendekatan LKLB dapat dikatakan sebagai pendekatan pendidikan yang berlandaskan konsep moderasi beragama.
Alavi yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan Perwakilan Khusus RI untuk Indonesia pada tahun 1999 hingga 2001 mengatakan: “Sebenarnya sudah ada program moderasi beragama yang sangat kompatibel dengan LKLB dan bisa digabungkan.”” ujarnya. Indonesia dan Organisasi Kerjasama Islam di Timur Tengah (OKI) 2015-2019.
Alavi menjelaskan, program LKLB melatih guru untuk mengedepankan dialog yang harmonis, saling menghormati, dan kerja sama positif antar agama. Ia mengatakan intoleransi terus tumbuh di Indonesia, tidak hanya didorong oleh kebencian tetapi juga karena kesalahpahaman terhadap ajaran agama. Oleh karena itu, menjadi penting bagi guru untuk mengajarkan LKLB kepada siswanya sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.
“Guru berada di garis depan dalam melindungi komunitas kita dari dampak intoleransi agama dan ekstremisme.” “Sayangnya, meningkatnya ekstremisme di lembaga pendidikan bukan hanya tentang cara sekolah berpikir, namun juga cara mereka menafsirkan, memahami, dan kita. melihat itu terkait dengan pola pendidikan tertentu,” kata Alvi Shahab.
Dalam audiensi tersebut, Menteri Agama Alawi Nasruddin Umar juga mengucapkan selamat atas pembukaan tersebut.
“Kami mengucapkan selamat dan terima kasih yang setulus-tulusnya atas kepemimpinan Anda demi kemaslahatan seluruh umat beragama. Semoga Tuhan memberikan ketabahan yang cukup untuk menjalankan tugas Anda sebagai Menteri Agama Republik Indonesia,” kata Alavi.
Matthew Howe, direktur eksekutif Lemina Institute, mengungkapkan harapan serupa. Bapak Matius menyambut baik rencana pengembangan program LKLB atas dorongan Kementerian RI, termasuk pelaksanaan seri webinar internasional tentang LKLB.
“Kami semua di Remina Institute sangat bahagia dan memberkati Anda.” “Tuhan memberikan Bapa demi kebaikan umat,” kata Matthew.
(dinding)