JAKARTA – Singapura baru-baru ini merilis superkomputer canggih yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI). Kehadirannya bertujuan membantu para peneliti meningkatkan ilmu kesehatan mengenai perubahan iklim.

Superkomputer bernama Aspire 2A+, superkomputer ini dirancang oleh National Supercomputing Centre (NSCC) Singapura dan ditenagai oleh NVIDIA DGX SuperPOD. Kepala eksekutif NSCC Singapura, Terence Hung, menyebut Aspire 2A+ sebagai lompatan maju dalam kekuatan superkomputer di Singapura.

Bertempat di pusat data NSCC Singapura di National University of Singapore (NUS), mesin petascale ini dikatakan mampu mengembangkan model AI yang disesuaikan dengan kebutuhan dan nilai unik negara tersebut, seperti model ‘bahasa nasional besar (LLM) dikembangkan sendiri dan dilatih tentang data bahasa lokal.

ASPIRE 2A+ DGX SuperPOD juga akan digunakan untuk mempercepat penemuan dari simulasi kompleks hingga penemuan berbasis data di bidang ilmiah seperti ilmu material, biomedis, dan perawatan kesehatan.

“Visi kami adalah mentransformasi penelitian dan kemampuan dengan membekali para ilmuwan dengan teknologi komputasi terakselerasi NVIDIA, membekali para peneliti dengan kemampuan yang mereka perlukan untuk mengatasi tantangan dunia dan memimpin inovasi,” kata Terence Hung, Sabtu (26/10/2024).

Direktur Senior platform DGX NVIDIA, Tony Paikeday mengatakan superkomputer AI ini juga akan membantu Singapura mengembangkan model AI, menjaga kedaulatan data, dan mendorong inovasi di bidang-bidang penting seperti komputasi kuantum, penemuan obat, dan penelitian iklim.

Hal ini juga menumbuhkan ekosistem AI yang kuat, menarik talenta global dan memperkuat kepemimpinan Singapura dalam AI dan komputasi kinerja tinggi.

Dengan platform perangkat lunak NVIDIA AI Enterprise yang didukung oleh sistem NVIDIA DGX, peneliti NSCC dapat mengembangkan dan menerapkan aplikasi AI produksi.

“Mendukung Strategi Nasional AI 2.0 dan pertumbuhan ekonomi Singapura, ASPIRE 2A + DGX SuperPOD akan digunakan untuk memfasilitasi penemuan di berbagai bidang – mulai dari simulasi kompleks hingga penemuan berbasis data,” jelasnya.

(dka)