Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil tindakan tegas terhadap pangan olahan Latio buatan China yang menyebabkan keracunan di tujuh kota di Indonesia. Menurut Taruna Ikrar BPOM, hasil uji laboratorium menunjukkan produk Latio terkontaminasi bakteri Bacillus cereus.
Taruna Ikrar mengatakan, “Bakteri ini menghasilkan racun yang menimbulkan gejala toksik berupa sakit perut, sakit kepala, mual, muntah”. dan Sabtu (2/11/2024).
Jadi, dari mana asal bakteri? Taruna Ikrar mengatakan, sumber bakteri tersebut berasal dari peralatan latio.
“Jenis makanannya ada dua, high risk dan low risk. Produk ini (latio), masuk dalam kategori low risk, biasanya kalau low risk ini tidak ditumbuhi (bakteri), tapi malah menumbuhkan bakteri. Kalau bakterinya tumbuh, berarti sebenarnya bisa dari bahan makanan yang dikemas, didukung dengan panas udara atau disterilkan saat dikemas, akhirnya tumbuh. Keputusannya adalah ketika kita mengambil kemasannya dan mengambil (modelnya), berarti sumbernya adalah bahan itu”.
Oleh karena itu, Taruna Ikrar mengimbau masyarakat mengecek tanggal kadaluwarsa, kemasan, komposisi, dan izin edar. Jika masih ada toko kelontong yang mengandung latio, maka ikrarnya meminta masyarakat tidak menggunakannya lagi.
“Buang saja produknya dan jangan dipakai lagi, akan menimbulkan bahaya seperti di tujuh tempat di Indonesia,” ujarnya.
(tty)