PARIS – CEO dan pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap otoritas Prancis pada Sabtu (24/8/2024) saat mendarat di bandara Bourget di Paris. Durov ditangkap sehubungan dengan penyelidikan atas kurangnya moderasi Telegram, yang diduga membiarkan aktivitas kriminal berlanjut di aplikasi perpesanan tersebut.
Media Prancis menyebut Durov bepergian dengan pesawat pribadi. Dikatakan juga bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan terhadapnya di Prancis. Dia sedang dalam perjalanan dari Azerbaijan saat ditangkap pada Sabtu malam dan diperkirakan akan didakwa pada Minggu (25/8/2024).
Durov, yang memiliki kekayaan sebesar $15,5 miliar (Rp 238,7 triliun) menurut Forbes, meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah gagal memenuhi tuntutan untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK yang ia jual.
Telegram, yang didirikan oleh Durov, adalah salah satu platform media sosial paling berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan bekas Uni Soviet, setelah Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat.
Pada tahun 2014, Durov memutuskan untuk meninggalkan Rusia dan menjadi warga negara Prancis pada Agustus 2021. Pada tahun 2017, ia memindahkan basis Telegram ke Dubai dan menurut media Prancis, ia juga mengambil kewarganegaraan Uni Emirat Arab.
Selain itu, Durov juga terdaftar sebagai warga negara St. Petersburg. Saint Kitts dan Nevis, dua negara kepulauan di Laut Karibia. Hal ini terjadi setelah Telegram diblokir pada tahun 2018 setelah aplikasi tersebut menolak mengizinkan layanan keamanan negara mengakses pesan terenkripsi pengguna.
Tindakan ini tidak banyak berdampak pada kehadiran Telegram di sana, namun memicu protes luas di Moskow dan kritik dari LSM.
Namun, popularitas Telegram telah mendorong pengawasan ketat terhadap keamanan dan pelanggaran data di beberapa negara Eropa, termasuk Perancis.
Pada bulan Mei, regulator teknologi Uni Eropa mengatakan telah menghubungi Telegram. Pada saat itu, platform tersebut mendekati kriteria penggunaan dasar yang dapat membuat Telegram tunduk pada persyaratan yang lebih ketat berdasarkan undang-undang konten online UE.
“Saya harus bebas menerima perintah dari siapa pun,” kata Durov kepada jurnalis Amerika Tucker Carlson pada bulan April tentang pindah dari Rusia dan mencari rumah bagi perusahaan tersebut di Berlin, London, Singapura, dan San Francisco.
(dka)