Diketahui, seorang ibu di Argentina mengajukan gugatan terhadap anaknya di pengadilan keluarga. Wanita yang dirahasiakan identitasnya itu disebut telah meminta izin untuk menahan uang untuk putrinya yang berusia 22 tahun.

Sang ibu merasa perlu mengambil langkah tegas ini karena dia muak dengan putrinya yang mengabaikan studinya di universitas dan kurangnya pekerjaan. Di Hakim Pengadilan Keluarga, Maria Laura Dimple,  wanita tersebut menceritakan bahwa putrinya yang berusia 22 tahun terdaftar di Universitas Nasional Rio Negro mulai tahun 2020, tetapi dia hanya menyelesaikan 11 persen dari program studinya dan tidak tertarik pada menonton. untuk bekerja, Audity Central, Jumat (18/10/2024)

Dalam penjelasannya, sang ibu menyatakan bahwa menghentikan bantuan finansial merupakan langkah terbaik untuk memberikan semangat kepada putrinya agar tidak terjerumus ke dalam kemalasan.

Berdasarkan undang-undang Argentina sendiri, orang tua bertanggung jawab memberikan layanan bagi anak-anak mereka hingga usia 25 tahun, ketika anak-anak tersebut tidak dapat lagi mandiri karena kebutuhan pendidikan atau pekerjaan.

“Sesuai Pasal 663 KUH Perdata, anak-anak yang berusia antara 21 dan 25 tahun harus dapat membuktikan bahwa mereka terus belajar untuk memperoleh gelar atau kemampuan untuk meningkatkan peluang mereka di pasar kerja,” tegasnya. hakim pengadilan keluarga. .

Selain itu, mereka harus menunjukkan bahwa kondisi ini menghalangi mereka untuk mendapatkan layanan yang mereka butuhkan untuk mandiri,” tambah hakim.

Hakim Maria menjelaskan, remaja dianggap dewasa pada usia 18 tahun, dan tunjangan orang tua hanya dapat diberikan setelah usia tersebut jika anak dapat membuktikan bahwa dirinya terus belajar dan mandiri.

Oleh karena itu, keadaan tersebut tidak berlaku bagi perempuan berusia 22 tahun dengan anak yang telah menempuh pendidikan selama 4 tahun di perguruan tinggi, namun telah berhasil menyelesaikan 11 persen program studinya.

“Kita tidak bisa menerapkan undang-undang ini secara tegas, penting untuk memperhatikan situasi sosial dalam semua kasus, bahkan seorang perempuan berusia 22 tahun tidak hadir di pengadilan untuk melindungi tempatnya dalam sistem hukum,” pungkas dia. hakim.

(rpa)