JAKARTA – Pemilihan presiden (Pilpres) ke-60 Amerika Serikat (AS) akan menentukan presiden ke-47 dan wakil presiden ke-50 yang dianggap sebagai posisi paling berkuasa di dunia. Para kandidat dan pendukung mereka melihat pemilu ini sebagai pemilu paling penting dalam hidup mereka karena mempengaruhi demokrasi dan cara hidup orang Amerika.

Setiap negara bagian memiliki aturan pemungutan suara yang berbeda. Hampir seluruh 50 negara bagian dan District of Columbia menawarkan opsi pemungutan suara secara langsung pada Hari Pemilu, yaitu 5 November tahun ini. Banyak negara bagian juga menawarkan pemungutan suara melalui pos dan awal, dan beberapa negara bagian sudah mulai memberikan suara pada bulan September. Menurut berbagai sumber, ada 5 fakta seputar pemilu presiden AS.

1. Kandidat Kontestan

Dalam pemilihan presiden Amerika tahun ini, Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat bersaing dengan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik. Kamala Harris dan Donald Trump memiliki latar belakang yang sangat berbeda.

Kamala Harris, 60, lahir di Oakland, California, dan dibesarkan oleh ibunya, seorang peneliti kanker. Dia kuliah di Howard University dan berhasil menjabat sebagai jaksa agung dan senator California sebelum terpilih sebagai wakil presiden di bawah kepemimpinan Joe Biden. Harris ingin membuat sejarah sebagai perempuan pertama dan perempuan kulit berwarna pertama yang terpilih sebagai presiden dalam 248 tahun sejarah Amerika.

Sementara itu, Donald Trump yang berusia 78 tahun tumbuh di keluarga imigran di Queens, New York. Dia menempuh pendidikan di Akademi Militer New York sebelum mengambil alih bisnis keluarga dan terpilih sebagai presiden setelah mengalahkan Hillary Clinton. Trump adalah seorang Republikan yang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Dia adalah seorang pengusaha dan bintang reality TV yang terus mengulangi klaim palsu bahwa Partai Demokrat mencuri pemilu tahun 2020.

Selain itu, Trump adalah presiden pertama yang dimakzulkan dan dihukum karena kejahatan sebanyak dua kali, dan orang tertua dalam sejarah sebuah partai besar. Mereka kini mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024, dengan Harris ingin melanjutkan warisan Biden dan Trump ingin kembali ke Gedung Putih.

2. Daerah pemilihan sebagai faktor kunci penentu hasil pemilu

Jajak pendapat tersebut menunjukkan persaingan ketat antara Harris dan Trump, terutama di tujuh negara bagian utama: Pennsylvania, Georgia, North Carolina, Michigan, Arizona, Wisconsin, dan Nevada. Negara-negara bagian ini, yang dikenal sebagai negara bagian medan pertempuran, akan menjadi faktor utama dalam menentukan hasil pemilu.

3. Percobaan pembunuhan terhadap salah satu calon presiden

Dalam beberapa bulan terakhir, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump selamat dari upaya pembunuhan kedua. Juli lalu, ketika dia ditembak pada rapat umum di Pennsylvania, Trump muncul dengan berlumuran darah namun tetap berani, sehingga meningkatkan popularitasnya dalam jajak pendapat.

Pada upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump, dia terlihat bermain golf dan baru saja kalah dalam debat dengan Kamala Harris, yang memimpin jajak pendapat. Gambaran kedua kejadian ini sangat berbeda. Adegan pertama menunjukkan Trump sebagai sosok yang kuat dan berani, sedangkan adegan kedua memberikan kesan dirinya tidak berdaya dan tidak berdaya. Oleh karena itu, pengujian kedua ini diperkirakan tidak akan memberikan dukungan yang sama seperti setelah pengujian pertama.

4. Dukungan selebriti

Dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, dukungan berbagai artis ternama menjadi faktor penting. Banyak selebritis yang ikut mendukung para kandidat. Artis populer seperti Beyoncé, Jennifer Lopez dan Taylor Swift secara terbuka mendukung Wakil Presiden Kamala Harris. Di sisi lain, mantan Presiden Donald Trump juga mendapat dukungan dari orang-orang terkenal seperti Hulk Hogan dan Elon Musk yang juga menghadiri acara kampanye untuk menunjukkan dukungannya. Kami berharap dukungan para seniman ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan semangat memilih, khususnya di kalangan anak muda.

5. Pemilih baru

Generasi muda di Amerika Serikat, terutama yang berusia antara 18 dan 29 tahun, memiliki pengaruh yang besar dalam pemilihan presiden, seperti yang terlihat pada pemilu tahun 2022. Mereka memiliki nilai-nilai terkait kebebasan, peluang, dan integrasi yang membantu Partai Demokrat mengendalikan Senat dan mengurangi kekuasaan Partai Republik di DPR.

Menjelang pemilihan presiden tahun 2024, penelitian baru menunjukkan bahwa pemilih muda mungkin kembali memainkan peran penting. Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard Institute of Politics (IOP) menunjukkan bahwa Wakil Presiden Kamala Harris mengungguli mantan Presiden Donald Trump dengan selisih 17 poin di kalangan pemilih muda. Meskipun ada spekulasi bahwa Trump mendapatkan dukungan dari generasi muda, Harris juga unggul 14 poin di kalangan pria muda, meski selisih tersebut lebih kecil dibandingkan keunggulan 25 poin di kalangan wanita muda.

Jajak pendapat ABC menunjukkan adanya kesenjangan besar antara pemilih laki-laki dan perempuan. Di kalangan putri, Harris memimpin dengan 34 poin, namun tertinggal lima poin dari putra. Kesenjangan gender ini sangat besar dan mencapai 39 poin, lebih tinggi dari 22 poin pada Pilpres 2020.

(dermaga)