JAKARTA – Museum Kesadaran Nasional (Muskitnas) menggelar simulasi kediaman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di bawah naungan Badan Warisan Indonesia (IHA), Muskitnas menyelenggarakan Muskitnas Model United Nations (MUN) 2024.

Acara tahunan ini menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kemampuan diplomasi, kepemimpinan, dan komunikasi melalui simulasi sidang PBB. Mengusung tema ‘Respecting the Past, Inspiring the Future’, acara ini mengajak peserta untuk belajar dari sejarah nasional dan mengaplikasikannya dalam konteks isu internasional.

Muskitnas MUN 2024 diikuti 168 tim dari 28 provinsi. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, terpilihlah 21 tim dari 20 provinsi untuk mengikuti tes simulasi yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta.

Program ini juga merupakan bagian dari upaya Badan Warisan Indonesia dalam menerapkan konsep menata ulang museum sebagai ruang pendidikan terpadu.

Ahmad Mahendra, Presiden Badan Peninggalan Indonesia, menjelaskan pentingnya Muskitnas MUN sebagai sarana pengembangan keterampilan yang dibutuhkan di era globalisasi.

“Melalui Muskitnas MUN 2024, kami ingin mendorong generasi muda untuk berperan aktif dalam mengatasi tantangan global dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan,” ujarnya, Jumat (13/9/2024).

Muskitnas MUN juga menawarkan kompetisi dalam bentuk simulasi sidang PBB yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa berbakat dari seluruh nusantara. Pemenang diberikan dalam berbagai kategori, antara lain Delegasi Terbaik, Delegasi Terbaik, Makalah Terbaik, dan Tim Terbaik. SMAK 1 BPK Penabur Jakarta berhasil meraih salah satu penghargaan bergengsi yaitu Tim Terbaik yang berkompetisi di tiga komite yaitu Historical Crisis Committee, UNESCO Council, dan OSGET Council.

Guru yang mendampinginya di SMAK 1 BPK Penabur Bandung, Agus Tampubolon memuji tim yang berbakat, terutama Phillip Matthew Chandra.

“Saya ulurkan tangan ke Phillip karena dia juga aktif di kelas melakukan debat dan tanya jawab. Otomatis mereka belajar dari lulusan yang berpengalaman, dan persiapannya memakan waktu sekitar 3 hingga 4 bulan. “Mereka juga tergabung dalam tim debat kami dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler MUN di sekolah,” kata Agus.