Memasuki musim hujan, berbagai wabah penyakit meningkat, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) memberikan masukan penting mengenai penyakit DBD.
Kelompok Kerja Arbovirus Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dr. Penyebaran penyakit DBD di Indonesia merupakan permasalahan yang serius, kata SKM, M.Epid Agus Handito. Pihaknya masih berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah ini.
Agus baru-baru ini mengatakan, “Khususnya terkait pemberantasan kelambu (PSN), kita masih melihat fluktuasi jumlah kasus setiap tahunnya.”
Berdasarkan statistik Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-42 tahun 2024, terdapat 482 kabupaten/kota di 362 wilayah dan 1.210 orang meninggal di 258 kabupaten/kota di 32 provinsi. ada 114.720 kasus demam berdarah yang dikonfirmasi dan 894 kematian.
Untuk itu, pihaknya mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi demam berdarah secara menyeluruh agar mencapai angka kematian nol (zero death rate) pada tahun 2030.
Kelompok Imunisasi Ikatan Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. Dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi menjelaskan, vaksin demam berdarah yang ada saat ini telah disetujui BPOM dan dapat diberikan kepada usia 6 hingga 45 tahun serta melindungi terhadap 4 serotipe demam berdarah. Vaksin ini terbukti menurunkan risiko penyakit hingga 84%.
“Anak-anak dan orang dewasa yang tertular satu jenis virus dengue bisa saja tertular jenis infeksi lain, dan gejala penyakit berikut ini bisa parah. Jadi, mintalah dokter Anda untuk mendapatkan rekomendasi vaksinasi dan mendapatkan perlindungan terbaik, ”Prof.
Sekalipun sudah ada vaksin, bukan berarti anak-anak bisa terlindungi 100 persen, menurut Prof.
“Anak-anak masih kena (DBD), tapi jauh lebih mudah dibandingkan yang tidak divaksin. Yang divaksin bisa sakit parah dan meninggal, yang divaksin demam tinggi tapi cepat sembuh,” ujarnya. Dia berkata.
Vaksin demam berdarah diberikan kepada anak berusia 5 tahun ke atas dalam dua dosis, dengan jarak waktu tiga bulan antara dosis pertama dan kedua. Vaksin ini akan mulai memberikan kekebalan dua minggu setelah suntikan pertama, ujarnya.
(kamp)
(kamp)