JAKARTA – Di Indonesia, istilah “Paus” digunakan untuk menyebut pemimpin tertinggi Gereja Katolik, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan “Paus”.
Meski terkesan sedikit asing bagi sebagian orang, apalagi kata “paus” dalam bahasa Indonesia juga berarti mamalia laut berukuran besar, namun penggunaan istilah ini sebenarnya memiliki latar belakang sejarah dan kebahasaan yang menarik.
Asal usul istilah “Paus”
Kata “Paus” berasal dari bahasa Latin “Papa” yang berarti “Bapa” atau “Bapa”. Dalam perkembangan bahasa Latin ke bahasa-bahasa Eropa lainnya, istilah ini berubah menjadi “Pope” dalam bahasa Inggris, “Papa” dalam bahasa Italia, dan “Pape” dalam bahasa Perancis.
Di Indonesia, pengaruh bahasa Latin diserap melalui bangsa Portugis dan Belanda yang berperan besar dalam sejarah penyebaran agama Katolik di nusantara.
Ketika bangsa Portugis datang ke nusantara pada abad ke-16, mereka membawa serta kepercayaan Katolik dan istilah-istilah agama yang digunakan dalam bahasa mereka. Dalam bahasa Portugis, kata “papa” digunakan untuk menyebut ikan paus, dan kemudian diadopsi oleh penduduk setempat sebagai “papa”. Penggunaan ini terus berlanjut dan menguat pada masa penjajahan Belanda, karena Gereja Katolik terus eksis dan berkembang di berbagai wilayah di Indonesia.
Penggunaan istilah “Paus” untuk menyebut Paus di Indonesia merupakan hasil sejarah panjang interaksi budaya dan agama yang melibatkan pengaruh Latin, Portugis, dan Belanda.
Meski terdengar unik bagi pendatang baru, namun istilah ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari terminologi agama di Indonesia. Jadi setiap kali kita mendengar kata “paus” dalam konteks keagamaan, kita teringat akan kekayaan warisan sejarah di baliknya.
(dk)