DEPOK – Kasus perundungan terjadi di kalangan siswa berkebutuhan khusus (ABK) berinisial R (15) di SMPN 8 Depok. Menyikapi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Masyarakat dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok segera mengambil tindakan.
Pada tanggal 2 Oktober, perwakilan DP3AP2KB Kota Depok dan Dinas Penegakan Teknis Perlindungan Anak (UPTD) Kabupaten mendatangi RS Brimob tempat korban dirawat setelah mengalami luka akibat diancam dengan memukul jendela sekolah. Dalam kunjungan tersebut, DP3AP2KB Kota Depok bertemu dengan ayah dan ibu R.
Orang tua R bercerita tentang kondisi mental putranya yang trauma dengan perundungan fisik yang diterimanya dari teman-temannya di sekolah. Anak korban yang merupakan siswa yang tidak terlibat mengaku takut kembali ke sekolah usai kejadian tersebut.
“Kami khawatir dengan apa yang dialami Ananda R. Anak berkebutuhan khusus harus mendapat lingkungan yang aman dan sehat di sekolah,” kata Wali Kota Depok, DP3AP2KB, Nessi Annisa Handari, dalam keterangannya, Senin (7/10/2024).
Ia menambahkan: “Kami akan memberikan bantuan pemulihan trauma yang dialami anak R agar ia dapat kembali ke sekolah dengan selamat.”
Selain itu, DP3AP2KB juga berencana menggandeng Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok untuk memberikan edukasi di SMPN 8 Depok cara menangani terorisme, khususnya bagi siswa yang terlibat.
Nessi mengatakan, tak hanya fokus pada korban, semangatnya juga berencana membantu siswa lain yang terlibat dalam kejadian tersebut.
“Kami akan pastikan bantuan khusus, tidak hanya kepada korban, tapi juga kepada pelajar yang terlibat, agar hal seperti ini tidak terulang kembali,” ujarnya.
Saat ini fokus utama DP3AP2KB Kota Depok adalah kesembuhan para korban.
Selain itu, kunjungan ke sekolah direncanakan untuk memberikan dukungan dan edukasi kepada siswa dan guru tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi seluruh siswa.
Ia mengatakan, “Kasus pelecehan terhadap pejabat ini mendapat banyak perhatian dan kami berharap tindakan cepat yang dilakukan DP3AP2KB dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali.”
(qlh)