JAKARTA – Benarkah sekolah akan diliburkan selama sebulan pada tahun 2025? Wakil Menteri Agama Muhammad Shafi membeberkan kemungkinan penerapan libur sekolah selama Ramadhan tahun 2025.

Namun apakah sudah ada keputusan tegas untuk meliburkan sekolah selama sebulan di bulan puasa 2025? Berikut penjelasannya yang dirangkum Okezone, Kamis (1 Februari 2025).

1. Wacana liburan sekolah di bulan puasa 2025

“Sudah dibicarakan. ‘Oh, kita belum membahasnya, tapi sepertinya ada, tapi saya belum membahasnya’,” kata Shafi, Senin (30/12/2024). gedung DPR. .

Pada tahun-tahun sebelumnya, pelajar umumnya mengambil libur tiga hari pertama di awal Ramadhan. Tanggal libur akan disesuaikan dengan keputusan Dewan Pendidikan dan peraturan prosedur masing-masing sekolah.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, pada tahun 2025 dijadwalkan ada 27 hari libur yang terdiri dari 17 hari libur nasional dan 10 hari libur kolektif. Namun keputusan tersebut tidak termasuk hari libur khusus Ramadhan tahun 2025.

Selain itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menanggapi usulan libur sekolah selama Ramadhan. Ia menjelaskan, konsep ini diterapkan di pesantren yang dikelola Kementerian Agama.

“Bahkan sudah diperkenalkan di pesantren.” “Madrasah dan pesantren libur,” kata Nasaruddin seperti dikutip berbagai sumber.

Nasaruddin menjelaskan, skema tersebut tidak banyak diterapkan di sekolah non madrasah atau pesantren. Namun, dia berharap apapun keputusannya, fokus utama selama Ramadhan tetap pada peningkatan kualitas pelayanan keagamaan.

Menag juga menegaskan, bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat berharga untuk memperdalam kegiatan sosial. Ia berharap anak-anak dapat lebih terhubung dengan keluarga dan komunitasnya melalui aktivitas yang aktif.

Terkait kemungkinan penutupan sekolah selama Ramadan, Menag mengatakan masih dalam proses evaluasi dan ke depan akan diumumkan keputusan finalnya.

2. Kebijakan ini telah diresmikan sebelumnya

Pada tahun 1999, ketika Gus Durr menggantikan B.J. Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia, ia mengumumkan kebijakan untuk menutup sekolah selama bulan Ramadhan.

Tak hanya itu, Gus Dur meminta sekolah-sekolah menggelar pesantren ekspres. Gus Durr dikenal sebagai pemimpin Islam yang menghargai perbedaan, moderat, dan memiliki ilmu agama yang luas.

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk fokus pada studi Islam dan mempelajari makna bulan Ramadhan.

Kebijakan ini sebenarnya sudah diterapkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebelum Indonesia merdeka. Saat itu, pemerintah kolonial menutup sekolah-sekolah yang dikuasainya, mulai dari Sekolah Dasar Bumiputera (HIS) hingga sekolah menengah seperti Hougere Burger School (HBS) dan Algemene Miderbare School (AMS).

Kebijakan ini berlanjut pada pemerintahan Presiden Sukarno yang juga melakukan penyesuaian jadwal dan menghentikan sementara kegiatan resmi dan tidak resmi.

(FBN)