JAKARTA – Apakah dokter Koas digaji? Ini penjelasannya. Keasistenan atau asisten (co-assistantship) merupakan tahapan penting dalam pendidikan kedokteran yang harus dilalui mahasiswa untuk memperoleh gelar doktor. Program profesi ini berlangsung di rumah sakit selama kurang lebih 1,5-2 tahun setelah mahasiswa menyelesaikan pelatihan dasar kedokteran. Tujuan utama Coas adalah agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu kedokteran yang telah dipelajari di perguruan tinggi dan mempersiapkan mereka menjadi dokter kompeten yang siap merawat pasien secara profesional. Selama Coas, mahasiswa disebut dokter junior. Namun, wewenang dan tanggung jawab mereka dalam praktik medis sangat terbatas. Koas tidak memiliki izin praktek secara penuh seperti Surat Tanda Registrasi (STR) dan Izin Praktek (SIP), yang hanya diberikan kepada dokter yang telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan profesi secara formal. Oleh karena itu, rekan-rekan diperbolehkan melakukan tindakan medis hanya di bawah pengawasan dan arahan langsung dari dokter pengawas atau supervisor. Dalam praktiknya, koa tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi langsung dalam prosedur medis yang melibatkan sentuhan fisik atau prosedur invasif seperti pembedahan. Koas akan fokus pada pemantauan, bantuan, dan tugas inspeksi inti yang lebih ringan. Namun, pengalaman langsung ini sangat berharga karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara rumah sakit beroperasi, berinteraksi dengan pasien, dan mempelajari cara menangani berbagai situasi medis yang mungkin timbul di lokasi.

Jadi, apakah dokter lokal dibayar? Penerima beasiswa tidak menerima gaji selama program ini karena mereka masih berstatus pelajar. Meskipun mereka bekerja di rumah sakit dan membantu berbagai prosedur medis, mereka tidak menerima kompensasi finansial yang sama dengan dokter terdaftar dan berlisensi. Oleh karena itu, koas merupakan bagian dari sistem pendidikan dan pelatihan untuk menjadi dokter profesional.  Setelah menyelesaikan masa koas, langkah koas selanjutnya adalah lulus ujian sertifikasi yang dilakukan oleh instansi terkait seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan badan pemerintah lainnya. Ujian ini dirancang untuk menguji keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang kedokteran, serta memastikan bahwa mereka siap memperoleh izin praktik dan bekerja sebagai dokter penuh waktu. Secara keseluruhan, coas merupakan masa yang sangat penting dalam perjalanan seorang dokter karena pada tahap inilah mereka dapat mengembangkan keterampilan klinisnya dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia kedokteran. Program ini memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga di rumah sakit, meskipun dalam batas tertentu, untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia medis nyata.