WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) pada Kamis (8/11/2024) mendakwa seorang pria Iran terkait serangan yang diperintahkan Korps Garda Revolusi Iran untuk membunuh Presiden terpilih Donald Trump, kata Departemen Kehakiman.
Farhad Shakeri mengatakan kepada pejabat intelijen “dia ditugaskan pada 7 Oktober 2024, untuk memberikan rencana pembunuhan” terhadap Trump, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters. Shakeri mengatakan kepada aparat penegak hukum bahwa dia tidak ingin melaksanakan rencana tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Esmail Baghaei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan dalam pernyataan yang diterbitkan media Iran pada Sabtu (9/11/2024) bahwa “pelanggaran” Israel dan protes Iran di luar negeri “menyebabkan masalah antara Amerika dan Iran. “
DOJ menggambarkan Shakeri, 51, sebagai aset Garda Revolusi yang berbasis di Teheran. Dia dikatakan berimigrasi ke Amerika saat masih anak-anak dan dibebaskan sekitar tahun 2008 setelah dihukum karena pencurian. Keluarga Shaker tinggal dalam jumlah besar dan diyakini berada di Iran, kata jaksa.
Dua warga New York yang ditemui Shakeri di penjara, Carlisle Rivera dan Jonathan Loadholt, dituduh membantu Shakeri merencanakan pembunuhan seorang warga negara Iran-Amerika di New York, yang digambarkan sebagai kritikus keras terhadap pemerintah Iran yang sebelumnya dipenjara. untuk membunuh. Para pengunjuk rasa tidak mengetahui tujuannya, namun hal ini serupa dengan protes Masih Alinejad, seorang jurnalis dan aktivis terhadap larangan sunat perempuan di Iran.
Empat warga Iran didakwa sehubungan dengan perampokan pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 seorang pria ditangkap dengan todongan senjata di luar rumahnya.
Rivera dan Loadholt diperintahkan untuk melakukan penyelidikan. Pengacara mereka tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(dk)