JAKARTA – Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kerap disebut sebagai militer terbesar di dunia meski belum diketahui jumlah personelnya. Sebab, data terkini berbeda-beda tergantung sumber dan metode perhitungan yang digunakan.
Menurut War On The Rocks, hingga tahun 2019, pemerintah Tiongkok baru saja mengumumkan total kekuatan militer sebanyak 2 juta, setelah dilakukan pengurangan personel sebanyak 300.000 personel. Angkatan Darat Tiongkok mengalami pengurangan yang signifikan, sementara Angkatan Udara tetap utuh. Sementara itu, Angkatan Laut dan Pasukan Roket mengalami sedikit peningkatan, namun tidak ada rinciannya.
Menurut statistik jumlah tentara PLA oleh International Institute for Strategic Studies (IISS), pada tahun 2024, total personel aktif akan berjumlah sekitar 2.035.000 orang, yaitu: Angkatan Darat: 965.000 Angkatan Laut: 252.000 Angkatan Udara: 403.000 Pasukan Roket,000 : 120 Pasukan Pendukung: 145.000 Pasukan Pendukung Data Perorangan: 150.000 Polisi Swasta (paramiliter): 500.000 Tentara Cadangan PLA: kurang lebih 510.000.
Sebagai perbandingan, sistem informasi kepegawaian Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memberikan informasi lengkap yang diperbarui secara berkala karena kurangnya data resmi dari Tiongkok.
Dalam laporan tahunannya tahun 2020 dan 2021, Departemen Pertahanan AS memperkirakan jumlah personel PLA mencapai 2 juta. Angka ini kemudian direvisi menjadi 2,2 juta pada laporan tahun 2022, yang berarti peningkatan sebesar 10%. Menurut laporan tahun 2023, PLA akan memiliki sekitar 2,185 juta personel aktif, 1,17 juta cadangan, dan 660.000 personel militer, sehingga mencapai 4 juta.
Menurut Undang-Undang Pertahanan Nasional Tiongkok, angkatan bersenjata mempunyai beberapa divisi besar. Pertama, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), kekuatan militer utama Tiongkok, memiliki kekuatan aktif dan cadangan. Pasukan aktif adalah prajurit yang siap beroperasi kapan saja, namun pasukan cadangan dapat dipanggil bila diperlukan, misalnya dalam keadaan darurat atau zona perang.
Selain itu, tentara juga mencakup Polisi Bersenjata. Ini adalah kekuatan militer yang bertugas menjaga keamanan internal dan membantu penegakan hukum di seluruh Tiongkok. Kehadiran mereka sangat penting untuk mengatasi situasi keamanan yang tidak dapat ditangani oleh polisi sipil saja.
Satuan lainnya adalah militer yang merupakan kelompok relawan. Para prajurit ini dapat dipanggil untuk mendukung angkatan bersenjata dalam berbagai situasi, seperti bencana alam atau masalah keamanan. Kategori Personil Berseragam
Pada tahun 2020, ada penambahan unsur baru dalam struktur militer, yaitu warga sipil berseragam non-tugas. Pasukan ini didirikan pada tahun 2005 untuk bekerja dengan militer Tiongkok berdasarkan kontrak. Selama sepuluh tahun pertama, jumlah karyawannya sekitar 20.000 orang.
Kategori baru ini mencakup orang-orang yang melakukan pekerjaan pendukung di ketentaraan namun tidak memiliki otoritas militer aktif. Mereka terlibat dalam aktivitas non-militer, seperti pendidikan, penelitian, atau administrasi, yang banyak di antaranya dilakukan oleh personel militer aktif.
Selain itu, sebagian anggota kelompok ini bekerja sebagai pegawai negeri di Tentara Pembebasan Rakyat, artinya mereka mempunyai status yang sama dengan perwira militer. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka bukan prajurit yang bekerja di garis depan, namun mereka berperan penting dalam mendukung seluruh operasi militer. Meskipun jumlah staf klinis ini belum diumumkan secara resmi, tampaknya jumlahnya lebih dari 20.000 yang dilaporkan sebelumnya.
Peningkatan jumlah personel sipil ini menunjukkan pentingnya peran mereka dalam mendukung operasi dan aktivitas angkatan bersenjata Tiongkok. Dengan tambahan ini, militer Tiongkok tidak hanya mengandalkan para veteran, tetapi juga menggunakan keterampilan dan keahlian personel sipil untuk meningkatkan kinerja mereka.
(dk)