JAKARTA – Kapolri Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (12 November 2024).

Dalam pertemuan tersebut, Sigit menegaskan tekad negara untuk mempersiapkan generasi muda Tanah Air untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045. 

“Hari ini kita bersyukur telah mendapat dukungan beliau terhadap beberapa isu yang menjadi perhatian kita. Bersama-sama kita benar-benar siap untuk ‘mewujudkan Indonesia Emas 2045’,” kata Sigit. 

Sigit mengaku sudah banyak berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Dasar untuk mewujudkan hal tersebut. Ini termasuk pertanyaan tentang interaksi antara guru, siswa dan orang tua. 

“Tentunya kita perlu memberikan ruang lebih dan menjaganya agar kita bisa melakukan hal-hal reparatif dan rekonsiliasi ketika terjadi masalah,” kata Sigit.

Berikutnya, untuk melindungi generasi penerus bangsa, Sigit juga menyinggung soal ancaman narkoba dan perjudian online. Menurutnya, pemuda Indonesia harus terbebas dari permasalahan tersebut. 

“Ada juga isu-isu seperti kriminalitas dan perselisihan, termasuk bagaimana mendidik daerah-daerah terpencil seperti Papua,” kata Sigit. 

Sigit mengatakan Polri dan Kementerian Pendidikan Dasar sepakat untuk bekerja sama mempersiapkan generasi masyarakat menuju Indonesia Emas 2045. 

“Beliau memberikan peran dan kerjasamanya agar Polri dapat ikut melakukan pembinaan terhadap hal-hal yang mempengaruhi keamanan dan ketertiban daerah,” kata Sigit. 

“Kami juga mempunyai program pelatihan kepolisian termasuk di wilayah Papua yang juga memberi ruang untuk meningkatkan keterampilan kami. Jadi program kami di Papua adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan tentunya meningkatkan kualitas program pemerintah Papua dapat kerja,” tambah Sigit. 

Pada saat yang sama, Mendikbud menyambut baik kerja sama kedua lembaga di bidang pendidikan. 

Insya Allah kita dapat bersinergi khususnya dalam upaya membangun dan menciptakan suasana aman, nyaman dan bersahabat di lembaga pendidikan, kata Abdul. 

Abdul mengatakan pihaknya dan Brigade Bayankara mempunyai pandangan yang sama mengenai pendidikan di Indonesia. 

“Kami bekerja sama dengan Polri bagaimana berbagai persoalan kekerasan yang masih terjadi di lembaga pendidikan bisa diselesaikan dengan bahasa hukum metode kekeluargaan, pendekatan deliberatif atau restorative justice, saya paham itu ketua,” pungkas Abdul.

(ara)