JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Indonesia sudah memasuki masa La Niña. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya curah hujan, sehingga kemungkinan terjadinya banjir akan semakin besar.
“Nah, di sini, ketika periode La Niña dimulai, perbandingan antara banjir, kebakaran hutan, dan kebakaran lahan menjadi lebih bermakna pada banjir saat ini. “Ini sebenarnya tren umum selama 10 tahun terakhir, kecuali minggu lalu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Abdul Mukhari, dalam pengarahan kebencanaan virtual yang dikutip, Kamis (31/10/2024).
Aam yang akrab disapa Abdul Mukhari ini mengatakan, ada 35 bencana alam yang dilaporkan dalam sepekan terakhir. Dari bencana tersebut, 15 diantaranya adalah banjir dan kejadian cuaca ekstrem.
“Nah, minggu ini sedikit berbeda dengan kebakaran hutan dan lahan yang kembali mendominasi. Artinya, 15 dari 35 insiden terjadi dalam satu minggu. “Hanya 6 kejadian banjir dan kondisi cuaca ekstrem yang dilaporkan ke BNPB. Ini tipikal musim pancaroba, dengan kondisi cuaca ekstrem, angin tiba-tiba berubah, baik dengan maupun tanpa hujan,” kata Aam.
Aam juga menemukan bahwa kejadian cuaca ekstrem masih terjadi di wilayah barat dan selatan Indonesia, serta kebakaran hutan dan lahan masih terjadi. Sementara banjir banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian timur, termasuk wilayah Sulawesi.
“Nah, yang kita lihat dari sebaran spasialnya, wilayah barat dan selatan didominasi oleh kondisi cuaca ekstrem, serta kebakaran hutan dan kebakaran lahan. Sedangkan di Timur Tengah, khususnya Sulawesi, banjir cukup sering terjadi, kita sudah melihat banjir bandang di Mamuju, Mamuju Tengah dan lain sebagainya, jelasnya.
Sebelumnya, kata Aam, dua pekan lalu hujan turun di wilayah Indonesia dari barat hingga timur akibat aktivitas Mid Julian Oscillation atau prosesi awan hujan. Dengan demikian, fenomena tersebut masih mempengaruhi kondisi curah hujan, khususnya di wilayah tengah dan timur Indonesia.
“Jadi 2 minggu lalu karena faktor media Osilasi Julian, awan hujan bergerak dari barat ke timur, namun melewati sebagian wilayah Indonesia, sehingga di Timur Tengah, khususnya Sulawesi, masih sedikit yang masih berpengaruh. tapi di Indonesia bagian tengah dan barat hal ini tidak lagi menjadi masalah,” ujarnya.
(lukisan)