Menurut laporan Canalys, pasar smartphone Asia Tenggara akan tumbuh signifikan pada kuartal ketiga tahun 2024. Total pengiriman tahun ini dilaporkan sebanyak 25 juta unit, naik 15 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini mencerminkan pemulihan di Asia Tenggara dan meningkatnya permintaan di segmen ponsel pintar. Berdasarkan laporan, Oppo menjadi pemimpin pasar, disusul merek ternama lainnya seperti Samsung, Transion, Xiaomi, dan Vivo. Dominasi Oppo
Gizmochina melaporkan pada kuartal ketiga tahun 2024, Oppo memimpin pasar dengan 5,1 juta pengiriman ponsel dan menguasai 21% pangsa di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh fokus merek pada model ponsel berbiaya rendah, khususnya Oppo A3, yang mendapat dukungan kuat dari konsumen. Strategi Oppo untuk menarik pemasar ke perangkat portabel telah efektif dalam meningkatkan pertumbuhan sebesar 29% dari tahun ke tahun.
Samsung berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 16% dalam pengiriman sebanyak 4,1 juta unit. Namun, porsi biaya pengiriman Samsung melebihi porsi volume sebesar 23%, yang menunjukkan keberhasilan strategi lanjutannya. Fokus pada peningkatan harga jual rata-rata (ASP) pada volume pengiriman sejalan dengan strategi Samsung yang memprioritaskan pendapatan dan memperkuat preminya di wilayah tersebut.
Transion, yang mencakup merek seperti TECNO, Infinix dan iTel, menduduki peringkat ketiga dengan pengiriman 4 juta unit dan pangsa pasar 16%. Meskipun Transion sebelumnya tumbuh pesat di Asia Tenggara, pertumbuhan pesatnya tampaknya melambat karena vendor mengalihkan fokus mereka dari memperluas pangsa pasar ke meningkatkan pendapatan dan harga bersama pada kuartal tahun mendatang.
Xiaomi dan Vivo
Xiaomi berada di peringkat keempat dengan pengiriman 3,9 juta unit dan pangsa pasar 15%, memanfaatkan kesuksesan model terjangkau seperti Redmi 14C dan A3. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 21%, Xiaomi telah memantapkan dirinya sebagai pesaing kuat di segmen ponsel pintar murah.
Vivo berada di posisi kelima dengan mengirimkan 2,6 juta unit dan memperoleh 10% pangsa pasar. Meskipun ekspor Vivo belum bisa menyamai pertumbuhan para pesaingnya, kehadiran Vivo yang tetap berada di lima besar menunjukkan konsistensi permintaan dari konsumen di Asia Tenggara.
Secara keseluruhan, pasar ponsel pintar di Asia Tenggara menunjukkan pemulihan yang kuat. Sementara Oppo mendominasi pasar dengan model entry-level, Samsung berfokus pada profitabilitas melalui strategi canggih dan premium. Xiaomi dan vivo telah mempertahankan pertumbuhan yang stabil dengan penawaran ramah anggaran yang mencerminkan prospek pasar yang seimbang.
(Dika)