BEIJING – China menyetujui pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia yang akan berlokasi di bagian timur Dataran Tinggi Tibet. Proyek ambisius ini berpotensi memberikan dampak terhadap jutaan orang di sub-Sahara India dan Bangladesh.

Perusahaan Konstruksi Tenaga Listrik Tiongkok. Menurut perkiraan yang diberikan oleh , bendungan yang terletak di bawah Sungai Yarlung Zangbo ini akan mampu menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahunnya pada tahun 2020.

Artinya, bendungan tersebut akan menghasilkan kapasitas produksi tiga kali lipat dari Bendungan Tiga Ngarai di Tiongkok tengah, yang saat ini merupakan bendungan terbesar di dunia dan dirancang untuk menghasilkan 88,2 miliar kWh.

Proyek ini akan memainkan peran penting dalam mencapai target puncak karbon dan netralitas karbon Tiongkok, merevitalisasi industri terkait seperti teknik, dan menciptakan lapangan kerja di Tibet, kantor berita Xinhua melaporkan pada Rabu (25/12/2024).

Sebagian Sungai Yarlung Zangbo menawarkan tantangan teknik yang unik serta potensi pembangkit listrik tenaga air yang besar, dengan ketinggian 2.000 meter dalam panjang 50 kilometer, menurut laporan Reuters.

Biaya pembangunan bendungan, termasuk biaya teknik, juga diperkirakan melebihi biaya Bendungan Tiga Ngarai yang menelan biaya 254,2 miliar yuan (sekitar Rp 563,6 triliun). Biaya ini termasuk biaya relokasi 1,4 juta pengungsi dan lebih dari empat kali lipat perkiraan awal sebesar 57 miliar yuan.

Para pejabat tidak mengatakan berapa banyak orang yang akan terlantar akibat proyek Tibet atau bagaimana hal itu akan berdampak pada ekosistem lokal, salah satu ekosistem terkaya dan paling beragam di dataran tinggi tersebut.

Namun menurut para pejabat Tiongkok, proyek pembangkit listrik tenaga air di Tibet, yang menurut mereka menyumbang sepertiga dari potensi pembangkit listrik tenaga air di Tiongkok, tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan atau pasokan air. India dan Bangladesh tetap mengkhawatirkan bendungan tersebut karena proyek tersebut berpotensi mengubah tidak hanya ekologi lokal tetapi juga aliran dan aliran sungai di hilir.

Saat meninggalkan Tibet, Yarlung Zangbo mengalir ke Sungai Brahmaputra, yang mengalir ke negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam di India selatan, dan akhirnya ke Bangladesh.

Tiongkok telah mulai menghasilkan pembangkit listrik tenaga air di hulu Yarlung Zangbo yang mengalir dari barat ke timur di Tibet dan berencana membangun lebih banyak proyek di hulu.

(anak perempuan)