Tirtha Mandira Hudi yang berprofesi sebagai influencer dan dokter menjelaskan, sebelum berlari, diperlukan platform khusus bernama pre-workoutmeal (PWO). Hal ini dilakukan untuk meregangkan otot dan memastikan detak jantung aman.
“Lari dari bangun tidur itu tidak mendesak, masih ada PWO (Pre-Workout Meal), jadi pisang boleh, energy gel boleh, atau makanan dan minuman lain yang bisa menghasilkan energi, lalu peregangan dinamis, lalu kita lari,” kata Tirtha di Jakarta.
Ia mencontohkan, proses ini memakan waktu kurang lebih 30 menit sebelum dijalankan.
“Jadi kalau mau lari jam 5, kita harus bangun jam setengah lima. Kalau langsung lari, kita akan pingsan karena cairan di tubuh kita kurang. sadar akan hal ini. Badan ngantuk dan mungkin terluka,” ucapnya.
Sekadar informasi, lari merupakan salah satu jenis olahraga kardio yang bertujuan untuk meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan sehingga tubuh dapat mengedarkan oksigen lebih banyak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan rata-rata detak jantung agar tidak melebihi batas yang ditentukan.
“Kalau olah raga, terutama kardio, baik lari maupun bersepeda, harus memperhatikan detak jantung setiap orang. Setiap orang berbeda. Rumusnya 220 tahun, misal saya berumur 33 tahun. Lama, sudah max (denyut jantung) “Di 187, sudah masuk zona 5. Di atas itu rawan serangan jantung,” kata dr Tirta.
(kamp)
(kamp)