Operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan intervensi neuro yang pertama telah berhasil dilakukan di RSUD Ahmad Tabib Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Operasi ini berkat kerjasama dan bimbingan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Keita Jakarta (RSJPD) dan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Dr. Dover Pria.

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin tak menyangka Kepri bisa melakukan operasi jantung terbuka, yang sebelumnya hanya ada di kota-kota besar. Menkes menilai salah satu faktor keberhasilan Kepri menjalani operasi bypass jantung adalah dukungan penuh dari kepala daerah.

“Bedah jantung terbuka bisa kita lihat di RSUD Tanjung Pinang. Bisa dibayangkan, operasi seperti itu biasanya hanya terjadi di Jakarta, Surabaya, Maidan. “Jadi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Gubernur,” kata Menkes.

Ia berharap dengan terobosan ini, masyarakat Kepri tidak perlu lagi berobat ke luar daerah. Karena saat ini sudah tersedia layanan kesehatan untuk penyakit jantung dan penyakit saraf di wilayahnya.

“Jadi tidak perlu membawa pasien keluar daerah. “Banyak daerah/kota yang tidak mampu melakukan hal ini,” ujarnya.

Menkes juga menjelaskan, belum meratanya pemerataan pelayanan kesehatan stroke dan penyakit jantung di berbagai daerah disebabkan oleh terbatasnya jumlah dokter spesialis. Sementara untuk peralatan kesehatan, pemerintah secara bertahap melengkapi seluruh daerah dengan laboratorium kateterisasi (cath labs).

Menkes menyampaikan, data Kementerian Kesehatan (CAMENCAS) menunjukkan, hingga saat ini pemerintah telah mengirimkan cathlab ke 244 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, baru 140 daerah yang mempunyai dokter spesialis.

Namun dokternya hanya 140 orang. Tanjung Pinang termasuk sedikit yang memiliki dokter spesialis, bahkan Batam pun tidak ada, kata Menkes.

Menteri Kesehatan menargetkan seluruh rumah sakit di 514 kabupaten/kota di Indonesia akan memiliki peralatan laboratorium kateter pada tahun 2027. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis jantung dan neurologi, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan rencana. Program beasiswa di luar negeri, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaannya atas keberhasilan RSUD Ahmad Tabib melakukan operasi bypass jantung perdananya.

“Alhamdulillah, sekarang kami bisa melakukan bypass untuk operasi jantung dan intervensi saraf. “Saya pikir ini adalah kemajuan yang baik dan luar biasa,” katanya.

Ansar mengatakan keberhasilan RS Ahmad Tabib merupakan wujud nyata program sosialisasi Kementerian Kesehatan khususnya RS Harapan Keita dan Dr. RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono yang berupaya mendorong seluruh daerah untuk mampu mengobati penyakit jantung. .

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk perhatian luar biasa pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat, khususnya di wilayah Kepri, akses terhadap layanan kesehatan yang diperlukan.

“Bayangkan kalau Kementerian Kesehatan tidak punya kebijakan ini. “Setiap orang yang sakit seperti ini harus dibawa ke Jakarta, sehingga menjadi beban yang menumpuk di rumah sakit di Jakarta,” ujarnya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri, RSJPD, dan tim RSPON yang telah membantu rumah sakit ini dan masyarakat Kepri untuk mendapatkan pelayanan terbaik di wilayah khusus ini,” ujarnya.

Jaringan Rujukan Kardiovaskular Diaktifkan Ketua Tim Dr. Hananto Andriatoro mengatakan Kepri merupakan provinsi ke-22 yang bisa melakukan operasi bypass jantung. Menurutnya, amnesti merupakan bidang yang paling menantang bagi RSJPD Harapan Kita.

“Kenapa? Karena kami mengajak RSUD Ahmad Tabib untuk keluar dari zona nyaman.” Ini persoalan tersulit, Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah pada 13 dan 14 September 2024 bisa dilakukan operasi bypass arteri koroner pada dua pasien dan berhasil,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Mohd. Bisri mengungkapkan, operasi bypass jantung yang pertama ini melalui persiapan yang panjang, mulai dari mempersiapkan sarana dan prasarana tim dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan pengobatan.

“Persiapan rumah sakit untuk operasi jantung sudah selesai sekitar 75 persen, sehingga operasi jantung ini bisa kita lakukan. Tentu kita berharap kedepannya juga bisa berlanjut,” ujarnya.

Operasi bypass jantung pertama ini melibatkan tim dokter dari RSJPD Harapan Keita Jakarta dan RSUD Ahmad Tabib. Operasi tersebut berlangsung 3-4 jam pada dua pasien berusia 51 dan 63 tahun. Sementara itu, operasi neuro-intervensi pertama dilakukan pada 6 pasien. Saat ini seluruh pasien telah dipindahkan ke ICU karena kondisinya stabil.

(singa)