BEIRUT – Israel telah membunuh sekretaris jenderal dan mantan pemimpin Hizbullah Hashem Safieddine. Pasukan Zionis juga membunuh panglima tentara Hizbullah Ibrahim Aqil dalam serangan darat di Lebanon selatan. Kini, Hizbullah terancam oleh krisis kepemimpinan.  

Sejauh ini belum ada keterangan resmi mengenai meninggalnya Safieddine. Orang dalam Hizbullah hanya mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan pria yang disebut-sebut akan menggantikan mantan pemimpin Hassan Nasrallah. Namun, sumber militer Israel menyebutkan, Safieddine termasuk di antara pejabat tinggi Hizbullah yang tewas dalam serangan udara di Beirut. 

Safieddine adalah ketua Dewan Pemerintahan Hizbullah. Beliau adalah anggota paling senior dalam organisasi dan salah satu calon pewaris posisi tertinggi dalam organisasi. Hubungan Safieddine dan Nasrallah sangat erat karena mereka merupakan sepupu dari ibu Nasrallah. 

Dia adalah seorang pengkritik keras terhadap Israel dan Barat, dan memiliki hubungan dekat dengan kepemimpinan Iran, CNN melaporkan. “Dia adalah sepupu mendiang Nasrallah, yang menjabat sekretaris jenderal,” tambah Dorsa Jabbari dari Al Jazeera, melaporkan dari Beirut.   Kantor media Hizbullah menolak mengomentari kematian Safieddine. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan laporan yang mengutip sumber-sumber partai tentang “nasib para pejabat Hizbullah” adalah “rumor yang tidak relevan”. Kelompok tersebut menegaskan bahwa hanya pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor pers resminya.

Namun nama lain yang dipastikan meninggal adalah Aqil. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan telah membunuh beberapa komandan Tentara Radwan dalam serangan hari Jumat di Beirut.

Aqil tewas dalam serangan udara bersama dua komandan puncaknya dan 14 anggota lainnya yang berkumpul di basement sebuah gedung apartemen di Beirut. 

Pasukan Radwan memimpin operasi darat Hizbullah di Lebanon selatan. Radwan adalah salah satu kekuatan Hizbullah yang paling menonjol. Selain itu, sejak serangan darat, Israel telah membunuh lebih dari 400 anggota Hizbullah. 

Mereka menghancurkan beberapa terowongan Hizbullah yang digunakan oleh anggotanya menuju perbatasan Israel di Lebanon selatan, tempat banyak senjata ditemukan dan disita.

Sementara itu, serangan udara dilakukan dengan sasaran pusat komando Hizbullah serta depot senjata dan terowongan. Times of Israel mengatakan IDF menargetkan pusat komando yang dipasang di sebuah masjid di Lebanon Selatan yang digunakan untuk “merencanakan dan melaksanakan aksi teror terhadap pasukan IDF dan Negara Israel.”    “Komandan ini telah memimpin dan merencanakan serangan serta berencana menyusupkan Pasukan Radwan ke wilayah Israel selama bertahun-tahun, yang akan dilaksanakan ketika perintah ini diberikan,” kata militer.    

(MER)