Filovirus seperti virus Ebola dan Marburg dapat menyebabkan demam berdarah dengan angka kematian hingga 90 persen. Selain itu, sangat sedikit alat (vaksin atau obat-obatan) yang tersedia untuk mencegah penyakit ini.

Kandungan dari Genengnews.com pada Sabtu (21/9/2024), para ilmuwan di La Jolla Institute for Immunology (LJI) berupaya mengendalikan evolusi virus baru tersebut.

Dalam studi saat ini, para peneliti menggunakan tomografi elektron kriogenik untuk menganalisis struktur molekul virus Ebola dan menemukan target antibiotik spektrum luas.

Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Cell dengan judul ‘Perakitan Nukleokapsid Virus Ebola Intra-seluler Terungkap oleh In Situ Cryogenic Electron Tomography’. Untuk pertama kalinya, penelitian ini memberikan gambaran detail dan lengkap mengenai nukleokapsid virus Ebola pada bakteri.

Para peneliti menggunakan tomografi elektron kriogenik dari sel yang terinfeksi virus dan terinfeksi model virus Ebola, untuk memastikan keseluruhannya. Mereka berhasil mendapatkan peta 9 Å dari seluruh kumpulan intraseluler.

Temuan ini menunjukkan bahwa nukleokapsid berkumpul dengan genom virus melalui polimerisasi nukleoprotein, termasuk protein virus VP24 dan VP35. Nukleokapsid berbentuk silinder terdiri dari tiga lapisan, dimana setiap lapisan mempunyai peran yang berbeda-beda selama replikasi virus di dalam sel. Sebelum studi pencitraan LJI, keberadaan lapisan ini tidak diketahui.

“Sebelumnya lapisan ketiga dan terluar dari NP tidak terselesaikan, yang sulit dilakukan dengan VP35. Garis pada nukleokapsid seluler akan bertindak sebagai saklar transfer ke protein matriks virus di virion,” kata penulis penelitian.

Erica Ollman Safire, Ph.D.

Penelitian ini menunjukkan bagaimana protein di lapisan ini berinteraksi satu sama lain saat mereka berkumpul ke dalam sel, dan bagaimana nukleokapsid virus Ebola mengatur ulang protein saat mereka membantu membentuk penyakit baru.

“Perbandingan nukleokapsid intraseluler dengan model nukleokapsid sebelumnya dalam virion menunjukkan bahwa nukleokapsid lebih terkondensasi secara vertikal di dalam virion,” kata para penulis.

Semua filovirus yang diketahui hingga saat ini, termasuk virus Ebola dan Marburg, memiliki struktur nukleokapsid yang terpelihara. Tim melanjutkan penelitian untuk menyelidiki nukleokapsid bersama pada virus Marburg.

“Vaksin universal adalah impian untuk mencegah semua penyakit menular,” kata Reika Watanabe, PhD, staf ilmuwan LJI.

“Penelitian ini membawa kita selangkah lebih dekat dalam menemukan vaksin universal,” ujarnya.

(telah mengambil)