Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Biasanya, seseorang yang terinfeksi TBC perlu minum obat dalam jangka waktu 4 hingga 9 bulan.
Sayangnya, masih banyak penderita TBC yang membandel. Mereka berhenti minum obat karena merasa kondisi fisiknya sudah membaik. Lantas apa yang terjadi pada tubuh jika berhenti minum obat TBC meski pengobatannya masih lama?
Dokter Spesialis Paru-paru, Prof. Dr. Dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K) menjelaskan, ketika seseorang berhenti mengonsumsi obat TBC saat pengobatan masih berlangsung, maka bakteri TBC yang tersisa tidak benar-benar mati. Mereka hanya melemah, bersembunyi dan bersiap untuk bangkit kembali.
Sejak dihentikan pengobatannya, mereka mulai berkembang biak lagi, jumlahnya bertambah dan penyakit yang tadinya terkendali kembali muncul, kata dr Erlina seperti dikutip akun X @erlinaburhan, Kamis (28/11/2024).
Dr Erlina menambahkan, ada kemungkinan bakteri menjadi lebih ganas, lebih sulit diobati, atau bahkan resisten terhadap obat-obatan sebelumnya.
“Anda bukan satu-satunya yang berisiko. Setiap kali Anda bersin, sekitar satu juta bakteri TBC tersebar ke udara,” katanya.
“Mereka mencari tuan rumah baru, bisa jadi keluarga Anda, teman kerja, bahkan orang asing di angkutan umum,” lanjutnya.
Selain itu, infeksi virus akan menyebar dan pengobatan yang seharusnya selesai dalam enam bulan akan memakan waktu lebih lama.
Diakuinya, pengobatan TBC memang memakan waktu lama, namun berhenti di tengah jalan bukanlah suatu pilihan.
“Menyelesaikan pengobatan tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk melindungi orang lain,” ujarnya.
(qhh)
(qhh)