JAKARTA – Lihat saja kekayaan Susilo Wonowidjojo, Bos Gudang Garam, Pemilik Bandara Dhoho Susilo Wonowidjojo juga merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
Tjoa Ing-Hwie atau dikenal dengan nama Surya Wonowidjojo lahir pada bulan Agustus 1923. Tjoa memulai kisah sukses Gudang Garam sejak ia pindah pada usia 3 tahun bersama keluarganya dari Tiongkok untuk tinggal di Sampang, Madura.
Pada tahun 2008, Susilo menjadi Presiden Gudang Garam menggantikan Rachman Halim Wonowidjojo. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1958 di Kediri, Jawa Timur ini merupakan salah satu produsen tembakau terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, bisnis Gudang Garam terus berkembang sehingga mengukuhkan posisi keluarga Wonowidjojo sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Namun pada tahun 2022, perekonomian Susilo mengalami penurunan sebesar Rp 20 triliun. Untuk mengatasi hal tersebut, Gudang Garam memperluas bisnisnya ke sektor non-tembakau.
Gudang Garam berinvestasi di bidang konstruksi dengan rencana membangun tol Kediri-Tulungagung melalui PT Surya Kerta Agung. Perusahaan juga mengelola Bandara Kediri melalui PT Surya Dhoho dan memiliki maskapai penerbangan bernama PT Surya Air yang telah menawarkan penerbangan charter sejak 2010.
Menurut Forbes, kekayaan Susilo mencapai $2,9 miliar atau sekitar Rp 47 triliun. Karena kekayaannya, ia menduduki peringkat ke-23 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Kekayaannya sebagian besar berasal dari bisnis tembakau Gudang Garam.
Gudang Garam juga mempunyai usaha di bidang industri kertas yaitu PT Surya Pamenang yang berlokasi di Kediri dengan luas 40 hektar, dengan jumlah karyawan kurang dari 1.000 orang. Produk kertas dari perusahaan ini diekspor. Selain itu, PT Gudang Garam juga memiliki bisnis di bidang media melalui PT Graha Surya Media yang mengelola musik. Juga memiliki usaha perjalanan dan pariwisata melalui PT Surya Wisata.
Bandara Dhoho dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama (SDhI), perusahaan PT Gudang Garam Tbk milik orang terkaya Indonesia Susilo Wonowidjojo. Pengelolaannya melalui sistem kemitraan pemerintah-swasta (KPBU). Bandara Dhoho Kediri dengan total biaya Rp 13 triliun.
Soft launching dilakukan pada 5 April 2024 dan sejauh ini bandara tersebut telah melayani lebih dari 20.000 orang dan 175 penerbangan. Selain pendirian, pembangunan jalan menuju Bandara Internasional Dhoho (DHX) dan Kota Kediri juga sudah dimulai. Kami berharap dengan adanya jalan menuju stadion, jalan menuju bandara menjadi lebih mudah bagi masyarakat.
Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, sehingga mampu dilintasi pesawat berukuran besar, sehingga bandara ini diharapkan tidak hanya melayani penerbangan domestik tetapi juga penerbangan internasional.
Awalnya, terminal penumpang dirancang untuk menampung 1,5 juta penumpang per tahun dan secara bertahap diperluas menjadi 10 juta penumpang per tahun.
Bandara ini tidak hanya menjadi penanda kemajuan infrastruktur transportasi, namun diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian dan masyarakat setempat, mendorong pertumbuhan di Kediri dan sekitarnya, termasuk Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar. .
Kami juga percaya bahwa bandara ini dapat membuka peluang usaha baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor seperti transportasi, pariwisata, dan pariwisata, serta dapat mendukung sektor lain seperti pertanian, peternakan, dan pertanian.
Baca Juga: Kekayaan Susilo Wonowidjojo, Bos Gudang Garam, Pemilik Bandara Dhoho
(fiksi)