Yerusalem – Israel mengalami salah satu hari paling mematikan dalam serangan daratnya terhadap Hizbullah di Lebanon pada Rabu (13/11/2024), ketika enam tentaranya tewas dalam pertempuran di dekat perbatasan.
“Tentara tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan,” kata militer dalam sebuah pernyataan kepada NDTV. Kematian mereka berarti bahwa 47 tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah tewas dalam pertempuran dengan Hizbullah sejak 30 September, ketika Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon.
Pengumuman militer ini muncul setelah menteri pertahanan baru Israel, Israel Katz, mengatakan tidak akan ada kata berhenti dalam perang melawan Hizbullah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membagikan gambar simbol Brigade Golani di situsnya.
Sejak tanggal 23 September, Israel telah mengintensifkan kampanye pengebomannya di Lebanon, yang sebagian besar menargetkan pangkalan-pangkalan Beirut selatan dan Hizbullah di timur dan selatan negara itu. Pada tanggal 30 September, Israel mengirimkan pasukan darat.
Insiden ini terjadi hampir setahun setelah Hizbullah melepaskan tembakan lintas batas untuk mendukung sekutunya di Palestina, Hamas, menyusul serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu Perang Gaza.
Serangan udara Israel menghantam Aramoun, sebuah lingkungan padat penduduk di Beirut selatan di luar benteng tradisional Hizbullah, menewaskan delapan orang pada Rabu pagi, kata kementerian kesehatan.
Media pemerintah Lebanon melaporkan gelombang ketiga serangan Israel terhadap pangkalan Hizbullah di selatan Beirut dalam waktu 24 jam di hari yang sama. Sementara itu, tentara Israel menyatakan telah mencegat beberapa “lima proyektil” yang memasuki wilayah Israel dari Lebanon.
Dalam kunjungan pertamanya ke wilayah perbatasan sejak pengangkatannya pekan lalu, Katz mengatakan kepada para komandan militer bahwa Israel “tidak akan berhenti, kami tidak akan memperlambat, dan kami tidak akan membiarkan kompromi apa pun yang membahayakan tujuan perang kami.” Tidak termasuk penjemputan.” ,
Tujuan Israel termasuk melucuti senjata Hizbullah dan mendorong operasinya keluar dari Sungai Litani, yang mengalir melalui Lebanon selatan.
Setelah pidato Katz, serangan udara lainnya terjadi di pinggiran Beirut pada Rabu malam setelah tentara Israel memperingatkan warga untuk mengungsi.
Hizbullah mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menembakkan rudal balistik ke markas tentara Israel di pusat komersial Tel Aviv, tempat kementerian pertahanan berada.
Pihak berwenang Lebanon mengatakan lebih dari 3.360 orang telah terbunuh sejak Oktober tahun lalu, sejak bentrokan perbatasan antara Hizbullah dan Israel dimulai.
Pada Selasa (11/12/2024), dua warga kota Nahariya di Israel utara tewas akibat serangan rudal dari Lebanon. Dengan kematian tersebut, jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan roket dari Lebanon hingga Israel utara mencapai 45 orang.
(dka)