JAKARTA – Apa bidang studi Jensen Huang? Ini adalah studi kasus seorang eksekutif Nvidia yang tertular karena memakan gultik di Blok M.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Nvidia Jensen Huang berkunjung ke Indonesia untuk mengikuti ajang bergengsi AI Day 2024. Sebagai keynote speaker, Huang menyampaikan pandangannya mengenai masa depan teknologi AI yang mendapat perhatian besar dari para peserta.

Pasca kejadian tersebut, momen menarik terjadi ketika Huang yang dikenal dengan gaya kepemimpinan inovatifnya menunjukkan sisi santainya dengan menikmati jajanan kaki lima tradisional di Jakarta. Ia tampak menikmati gultik, salah satu kuliner populer di kawasan Blok M.

Kehadiran Huang menikmati kuliner lokal menjadi pemandangan unik yang viral di media sosial hingga menarik perhatian banyak warganet. Momen ini menunjukkan sisi kemanusiaan seorang CEO teknologi hebat yang tak hanya sibuk membicarakan masa depan teknologi, namun juga mampu menikmati keragaman budaya dan kuliner Indonesia.

Lalu apa latar belakang akademis Jensen Huang, CEO Nvidia?

Jensen Huang yang bernama asli Jen-Hsun Huang lahir pada tanggal 17 Februari 1963 di Taiwan. Sejak kecil, ia dan keluarganya menjalani kehidupan nomaden, berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain. Ketika ia berumur lima tahun, keluarga Huang pindah ke Thailand, sebelum ia berumur sembilan tahun, ia memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Keputusan ini diambil setelah situasi politik di Thailand tidak stabil akibat Perang Vietnam. Ayah Huang menganggap Amerika Serikat sebagai tempat yang menjanjikan masa depan lebih baik bagi anak-anaknya, sehingga mereka memutuskan untuk belajar bahasa Inggris agar mudah beradaptasi.

Huang dan keluarganya pertama kali tinggal di Oneida, Kentucky, sebelum pindah ke Portland, Oregon, tempat Huang dibesarkan dan bersekolah di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bakat Huang sudah terlihat sejak masa mudanya, di mana ia mampu lulus dari Aloha High School, di luar Portland, pada usia 16 tahun, dua tahun lebih cepat dari rekan-rekannya.