JAKARTA – Kenapa hanya Batavia yang boleh menyelenggarakan pemilu pada 2024? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Okezone akan memberikan ulasan lengkapnya pada artikel kali ini.
Diketahui, dari hasil hitung cepat, beberapa lembaga survei membuktikan pertandingan Pramono-Rano Karno dimenangkan dengan selisih 1% lebih.
Meski demikian, pasangan Ridwan Kamil – Suswono masih menunggu hasil penghitungan suara pemilihan Gubernur DKI Batavia yang akan diumumkan KPU Provinsi DKI Batavia.
Ketua Konsiliasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Batavia Ridwan Kamil – Suswono (RIDO), Ahmad Riza Patria mengutarakan hasil sebenarnya dari penghitungan yang dilakukan tim internal. Berdasarkan hasil penghitungan suara, Pilkada Batavia 2024 dipastikan berlangsung dua putaran.
Dari perolehan suara sebanyak 4.353.683 suara, pasangan calon nomor urut 1 memperoleh suara sebesar 40,17% dengan perolehan 1.748.714 suara. Pasangan calon nomor urut 2 memperoleh perolehan suara sebesar 10,55% dengan perolehan suara sebanyak 459.475 suara, kata Riza dalam konferensi pers di kantor DPD Golkar Batavia Pusat.
Kemudian pasangan calon nomor 3 dengan perolehan keuntungan 2.145.494 dengan keuntungan 49% atau 49,28%, entri datanya mencapai 99,9%, imbuhnya.
Berdasarkan data awal dan hasil formulir masukan C-1, Riza menyimpulkan Pilkada Batavia 2024 akan memakan waktu dua putaran.
“Dalam acara ini kami telah mengungkapkan data masukan yang kami terima yang menyatakan bahwa Pilkada 2024 akan dilaksanakan serentak di DKI Batavia dalam dua putaran,” kata Riza.
Sekadar informasi, aturan pemilu Batavia putaran ke-2 secara khusus diatur dalam Pasal 36 Peraturan KPU No. 6 tahun 2016
Sebagai ibu kota negara dengan jumlah penduduk besar dan kompleksitas politik tinggi, syarat menang di DKI Batavia pun semakin ketat.
Pasangan tersebut dinyatakan sebagai pemenang jika memperoleh lebih dari 50 persen suara. Apabila tidak ada yang memenuhi syarat tersebut, maka dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pada putaran pertama akan maju ke putaran kedua.
Sistem ini memastikan bahwa pemimpin terpilih mendapat dukungan mayoritas warga Jakarta, dan bukan pesaing yang hanya menang tipis.
(fmi)