Mengapa Marc Marquez suka menggunakan taktik peregangan roda yang cerdik saat balapan MotoGP? Banyak pebalap dan penggemar MotoGP yang menganggap teknik menarik roda ini menipu karena dapat mengalihkan fokus utama dari balapan itu sendiri.

Salah satu pelari yang kurang menyukai teknik ini adalah Maverick Vinales. Ia merasa dirugikan dengan tindakan penarik Márquez demi mencapai kecepatan tertinggi.

Ada yang masih menganggap teknik towing ini cukup berbahaya. Pasalnya, mengikuti pelari lain akan mengurangi jarak berhenti.

Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (11/2/2024), Okezone menyimpulkan Marc Marquez gemar menggunakan taktik curang, sebagai berikut.

Marc Márquez suka menggunakan taktik Towing Cunning

Towing atau slipstreaming adalah teknik yang digunakan untuk mengikuti pembalap lain untuk mendapatkan keuntungan. Teknik ini biasa digunakan dalam balapan, baik itu sepeda motor maupun mobil.

Pelari di belakang akan lebih cepat dibandingkan pelari di depan. Hal ini bisa terjadi karena pelari di depan mematahkan angin terlebih dahulu.

Dengan begitu, pelari yang mengikutinya akan mendapat keuntungan karena area tersebut bebas dari udara kotor atau air kotor. Air yang kotor dapat mengubah aerodinamis kendaraan sehingga membuat pembalap semakin stres.

Tekanan yang tinggi ini tentunya akan mempengaruhi kebebasan para pembalap untuk mempercepat kendaraannya. Oleh karena itu, ada saja pelari yang sering menggunakan strategi ini pada fase kualifikasi untuk mencapai posisi terbaik atau ideal yang ingin diraihnya.

Di Sirkuit de Le Mans, Prancis, Marquez menyalip pebalap Pramac Ducati Jorge Martin. Kemudian di Sirkuit Mugello, Italia, ia menyusul pebalap Ducati Francesco Bagnaia hingga finis kedua. Ini bukanlah strategi baru bagi Marquez.

Ada kalanya dia cukup cepat untuk mengatur waktu putarannya sendiri selama tahun-tahun dominannya. Meski begitu, Marquez tetap senang dengan permainannya sehingga membuat pembalap lain harus berlomba-lomba untuk tetap bertahan di balapan, sementara ia suka diseret ke posisi grid yang bagus.

Namun, aksi Marquez tak selalu berhasil. Di Malaysia pada 2019, ia mencoba melakukan hal serupa seperti Fabio Quartararo, yakni melambat di lap dan turun saat pebalap Petronas SRT itu masih lamban mengejar Honda.

Pada kesempatan itu, Márquez membiarkan terlalu banyak panas keluar dari bannya dan terjatuh dengan keras di Tikungan 2 saat ia mulai berakselerasi.

Dia mengalami dislokasi sebagian bahunya. Márquez masih perlu pemulihan di musim dingin.

Marquez sering mengatakan dia tidak menyukai cara dia melakukan kualifikasi dengan motor Honda-nya saat ini. Namun, sejarah menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu terjadi ketika ia harus membuat lawannya kesal.

Di Thailand, Márquez melakukan hal yang sama seperti Jack Miller saat mencoba keluar dari Q1. Sepanjang sesi, ia memastikan pebalap KTM berada di depannya. Pada satu titik ia memotong di depan Takaaki Nakagami untuk mempertahankan posisi lintasan dan turun ke belakang saat pembalap Australia itu turun ke belakang untuk menjaga pembalap referensi tetap di depan.

Hal ini menuai kritik dari Marquez di media sosial, namun Miller menganggapnya sebagai bagian dari permainan. Hal serupa juga terjadi saat ia tampil di Malaysia. Márquez memilih Franco Morbidelli, yang muncul pada awal akhir pekan sebagai korban untuk diikuti.

Demikian informasi mengenai Marc Marquez yang suka menggunakan trik yang bisa anda simak, semoga bermanfaat. Jangan lupa update berita dan informasi terbarumu hanya di Okezone.

(dji)