Untunglah Pasuruan akhirnya mempunyai seorang putra bernama Surapati yang gugur dalam pertempuran di Panjil. Putranya ini naik takhta menjadi Adipati Pasuruhan sepeninggal Ontung Surapati setelah perang selama empat puluh hari.
Adipati Soradiraja harus menghadapi musuh Kartasura segera setelah mengambil alih kekuasaan. Musuh Adipati Suadilaga yang semula diibaratkan Sunan Amankurat II tidak hanya terdiri dari penduduk Kartasura, tetapi juga penduduk pesisir utara Jawa, Kedu, dan Paglin. Pasukan tunggal di bawah Pangeran Purbaya. .
Sultan Amangkurat III dan pengikutnya pindah ke Donggol setelah mendengar pasukan Sampang dan Surabaya pendukung Sunan Pakubuwan pindah ke Wierasab. Sedangkan pasukan Kartasura yang bermigrasi ke Daha bergabung dengan pasukan Sampang dan Madure di Virasaba.
Seperti dilansir dalam Surapati Beruntung Berjuang Sampai Mati: Kisah dan Riwayat Hidup Ontung Surapati dari Budak Menjadi Pahlawan karya Sri Wintala Ahmad, Adipati Suradilaga sendiri mendengar bahwa Sultan Amangkurat III sedang berada di Donggul dan langsung meminta restu Sultan. Amangkurat III bersama Raden Surapati dan Raden Titanata.
Kedua putra almarhum Untung Surapati meminta restu kepada Kartasura untuk melawan musuh. Setelah mendapat restu dari Sunan Amangkurat III, mereka berangkat ke wilayah Kirat.
Di wilayah Kirat terjadi pertempuran antara pasukan Basuruhan yang dipimpin oleh Adipati Suradilaga, Raden Surapati dan Raden Titanata dengan pasukan Kartasura yang dipimpin oleh Pangeran Purbaya. Dalam pertempuran ini banyak pasukan Basuruha yang gugur menjadi korban.
Ketika kekuatan mereka mulai melemah, Adipati Suadilaga dan Raden Surapati mundur dari medan pertempuran. Mereka kembali ke gudang. Sebenarnya tokoh Gers Soradiraja tidak mempunyai kekuatan super seperti ayahnya. Pasalnya, Suradillaja menyukai nafsu dan kerap disebut-sebut merayu wanita. Bahkan Babad Tanah Jawi menyebut Suradillaja sering mengolok-olok bibinya.
(Ha)