JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merilis sertifikat set-top box televisi digital (STB) kepada masyarakat untuk meningkatkan efektivitas Early Warning System (EWS) bencana alam. Pemberitahuan ini tersedia di televisi digital untuk peringatan EWS dan Sistem Informasi Pencegahan Bencana (DPIS) yang tersedia untuk masyarakat.

“Sebagai langkah selanjutnya, Cominfo akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan STB yang bersertifikat,” kata Wayan Toni Supriyanto, Direktur Jenderal Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika saat acara peluncuran. Kantor Sistem Nasional Peringatan Dini Bencana Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat pekan ini.

CEO Wayan Toni menjelaskan EWS TV Digital menyebarkan informasi bencana melalui SMS Blast. Untuk memperluas penyebaran informasi, Cominfo memutuskan untuk mengurangi dampak bencana.

Sekarang tersedia di TV digital. “Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai bencana melalui Sistem Peringatan Dini,” ujarnya.

Sejak tahun 2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menangani masalah komunikasi dan diseminasi juga mendukung penyebaran informasi. Terutama tentang peringatan dini bencana di Indonesia.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika berperan dalam menangani potensi bencana di Indonesia dengan membangun sistem sosialisasi informasi kebencanaan. Dan hari ini kita sudah bisa melihat hasilnya,” kata Dirjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika.

CEO Wayan Toni mengungkapkan kepuasannya atas kerja sama seluruh pihak yang terlibat dalam peluncuran EWS dan DPIS. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Jepang atas dukungannya terhadap sistem DPIS di Indonesia.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jepang, penyelenggara Muska, vendor peralatan STB TV. Terima kasih kepada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah lain yang menyediakan informasi kebencanaan yang telah bekerja sama dengan sistem informasi kebencanaan Kominfo,” ujarnya.

Di sisi lain, Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menjelaskan, Indonesia merupakan wilayah rawan gempa. Terdapat total 13 segmen megathrust, dan lebih dari 295 sesar aktif.

Menurut Daryono, letak geografis menjadi tantangan tersulit dalam menyebarkan informasi terkait gempa. Meski demikian, ia meyakini EWS dan DPIS merupakan inovasi untuk membantu penyebaran informasi gempa.

Inovasi Kementerian Komunikasi dan Informatika ini banyak membantu kami,” ujarnya.

(memiliki)