Jakarta – Krisis komunikasi menjadi isu penting dalam perkembangan teknologi, khususnya di era post-truth Periode ini ditandai dengan kenyataan bahwa kebenaran sering dipertanyakan dan opini lebih dihargai daripada fakta objektif. Dalam konteks ini, komunikasi krisis menjadi lebih kompleks, karena tidak hanya menyangkut bagaimana informasi dikomunikasikan, namun juga bagaimana khalayak bereaksi terhadapnya. Rektor Universitas Pankasila Marsudi Wahu Kisworo mengatakan krisis terjadi kapan saja dan dimana saja akibat bencana alam dan ulah manusia. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan komunikasi yang baik sebelum, pada saat dan setelah krisis Ia kemudian menambahkan bahwa penting untuk memiliki program yang berkaitan dengan komunikasi krisis, seperti program magister yang mapan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan profesional komunikasi yang mampu menghadapi berbagai krisis “Biasanya kalau ada krisis, masyarakat jadi panik. Dalam kepanikan itu, obyektivitas sering hilang dan kebenaran jadi kabur. Di sinilah pentingnya ahli komunikasi yang bisa menangani informasi dengan baik,” tuturnya. ) / 2024) – Pentingnya Ilmu Komunikasi Di era digital ini teknologi kerap dianggap menggantikan posisi manusia di banyak industri. Namun, ia menegaskan, komunikasi merupakan bidang yang memerlukan campur tangan manusia “Semua bidang komunikasi, mulai dari jurnalistik hingga kehumasan, harus berada di tangan manusia, terutama dalam situasi krisis. Ketika manusia berada dalam situasi yang tidak biasa, seperti saat krisis, komunikasi harus menyertakan unsur manusia yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.” Komunikasi dalam krisis melibatkan aspek fisik dan emosional yang sangat penting yang tidak dapat dipenuhi oleh teknologi, katanya, dan pentingnya teori komunikasi sering diabaikan. Komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian pesan melalui media, namun juga kehadiran manusia. Kalau saya bicara di TV misalnya, berbeda dengan berbicara di depan penonton Ia merupakan unsur “kehadiran” atau kehadiran manusia Itu tidak bisa digantikan oleh teknologi, jelasnya. Hal ini bahkan lebih benar lagi ketika berbicara mengenai krisis di era post-truth, dimana informasi bisa sangat terdistorsi Fakta ini tidak bisa dianggap remeh pentingnya komunikasi dalam manajemen krisis di era mendatang Dapat ditegaskan, ketika informasi palsu diterima, diperlukan ahli komunikasi yang dapat merespon dengan cepat dan efektif agar masyarakat tidak kebingungan.

  Peresmian Program Magister Media dan Komunikasi Sejalan dengan perkembangan tersebut, Universitas Pancasila membuka Program Magister Media dan Komunikasi yang menawarkan konsentrasi khusus komunikasi krisis sebagai unggulan utama. Melalui integrasi ini, FICOM UP bertujuan untuk mempersiapkan tenaga profesional komunikasi yang memiliki kemampuan menghadapi krisis, terutama di tengah kompleksnya tantangan era digital. Penciptaan kursus ini merupakan hasil pertimbangan dan analisis jangka panjang terhadap tantangan komunikasi yang sering muncul dalam situasi darurat. FICOM UP mengapresiasi bahwa di era konektivitas global, krisis dapat berkembang sangat cepat akibat gangguan komunikasi akibat bencana alam, konflik sosial, atau kesalahan manajerial. Dengan semakin pentingnya komunikasi efektif dalam manajemen krisis, diharapkan keberadaan program ini dapat memberikan solusi terhadap tantangan komunikasi yang semakin berkembang. Magister Media dan Komunikasi ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang komunikasi baik dalam teori maupun praktik, dengan fokus khusus pada keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi krisis. Fokus utama komunikasi krisis adalah mempersiapkan siswa untuk mengelola komunikasi dalam tiga fase utama: pra-krisis (pra-krisis), selama krisis (komunikasi krisis) dan pasca-krisis (penilaian dan perbaikan). Melalui metode ini, siswa akan dibekali dengan keterampilan merancang strategi komunikasi yang efektif bahkan dalam situasi yang paling mendesak sekalipun. Oleh karena itu, peluncuran program ini merupakan langkah strategis Ficom UP untuk terus melahirkan dan menghasilkan generasi profesional yang siap mengatasi berbagai tantangan komunikasi di era digital. Program ini tidak hanya akan memperkaya dunia pendidikan komunikasi, namun juga memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan ketahanan organisasi dalam krisis komunikasi.

(km)