QUETTA – Sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 40 luka-luka dalam ledakan bom di stasiun kereta Quetta di barat daya Pakistan pada Sabtu (9/11/2024), kata polisi. Kelompok separatis Balochistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok separatis telah melancarkan kekerasan selama puluhan tahun di provinsi Balochistan, Pakistan selatan. Kekerasan tersebut telah menimbulkan permasalahan dalam melindungi proyek-proyek negara yang berupaya mengakses sumber daya yang belum dimanfaatkan.
Inspektur Jenderal Polisi Balochistan Mouzzam Jah Ansari mengatakan sejauh ini 24 orang tewas dalam ledakan di stasiun kereta api yang biasanya ramai di pagi hari.
“Sasarannya adalah tentara dari sekolah infanteri,” katanya seperti dikutip Reuters. Sebagian besar korban luka berada dalam kondisi kritis.
Tentara Pembebasan Baloch (BLA), sebuah kelompok militan separatis, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.
BLA mengupayakan kemerdekaan bagi Balochistan, negara berpenduduk sekitar 15 juta jiwa yang berbatasan dengan Afghanistan di utara dan Iran di barat. Partai BLA adalah kelompok pemberontak utama yang melawan pemerintah, yang dikatakan melakukan ekstraksi mineral secara berlebihan di wilayah tersebut.
Sejauh ini, 44 orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit pemerintah, kata dr Aye Maung. Juru bicara rumah sakit Wasim Baig mengatakan kepada Reuters.
Kepala polisi Muhammad Baloch mengatakan ledakan itu diyakini merupakan bom bunuh diri dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
“Ledakan terjadi di dalam stasiun kereta api ketika kereta Express tujuan Peshawar hendak berangkat ke tujuannya,” kata Baloch.
Pada bulan Agustus, di provinsi Balochistan, militan separatis menyerang polisi, Setidaknya 73 orang tewas setelah serangan di jalur kereta api dan jalan raya.
Pada bulan Agustus, serangan terhadap pelabuhan, pelabuhan seperti tambang emas dan tembaga; Ini adalah serangan paling luas dalam beberapa tahun terakhir yang dilakukan oleh militan yang telah melancarkan perang selama puluhan tahun untuk memisahkan diri dari wilayah barat daya, yang kaya akan tambang emas dan tembaga.
(Dakar)