JAKARTA – Rosalia Petegau asal Papua diwisuda dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM pada Rabu, 20 November. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bersyukur bisa kuliah hingga akhirnya lulus dari salah satu kampus terbaik Tanah Air.
“Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar Fapet UGM. Papua, Kamis (21/11/2024) “Saya belajar banyak dari guru dan teman-teman di sini,” ujarnya.
Pria Papua asal Mapi, Papua bagian selatan ini mengaku tidak semua orang bisa kuliah di UGM. Apalagi yang berasal dari daerah luar Jawa, seperti Papua.
Jadi, warga Papua sangat bersyukur bisa diterima mengikuti ujian mandiri tahun 2020.
“Saya dari SMA Negeri 1 Edera Bade Mappi Papua. Ngomong-ngomong, hanya 2 orang yang berasal dari satu SMA,” ujarnya.
Keinginan dan tujuan Papuana kuliah di Fakultas Peternakan UGM cukup sederhana; Yaitu mencari informasi tentang cara beternak sapi yang baik. Hal ini sangat masuk akal karena ternak tidak dikelola dengan baik di wilayah tersebut.
“Sapi dibiarkan tanpa pengawasan dan mendapat makanan sesedikit mungkin. Jika Anda sakit, pada akhirnya Anda akan mati. “Makanya saya sulit mendapat ilmu bagaimana cara memelihara sapi,” imbuhnya.
Tidak mudah untuk masuk ke UGM saat itu. Ia harus memberikan les privat berbagai mata pelajaran selama 1 tahun di Yogyakarta pada tahun 2019 sebelum akhirnya menerima FAS di UGM pada tahun 2020.
Soal bahasa, Papuana mengatakan hal itu merupakan salah satu kesulitan yang ia hadapi selama kuliah di Fapet UGM. Ketika ia tidak memahami suatu bahasa, khususnya bahasa Jawa, ia terpaksa belajar dan bertanya kepada siswa lain.
Kegemaran membaca sebelum SMA
Papuana sangat bergairah dalam menimba ilmu sejak bangku SMA. Ia pasti ingin berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya 12 kilometer dari rumahnya. Hal tersebut dilakukannya tanpa banyak kepura-puraan, mengingat keadaan keluarga yang berasal dari keluarga sederhana.
Ayahnya adalah seorang petani yang terkadang melakukan pekerjaan serabutan sebagai kuli angkut. Sementara itu, sang ibu meninggal.
“Iya jalan kaki. Sekolah dimulai pukul 07.30, jadi harus berangkat dari rumah pukul 05.30,” kenang Papuana.