Bandung – Menteri Pertanahan dan Perencanaan Daerah/Direktur Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Hari Murthy Yudhoyono (AHY) mengatakan aktivitas mafia tanah membuat investor menjauh dari Indonesia. Mereka lebih memilih Vietnam, Thailand, dan Filipina.
AHY mengatakan banyak investor yang tidak menghargai persoalan pengelolaan lahan dan peraturan hukum di Indonesia, khususnya persoalan pertanahan, karena perilaku mafia tanah. Hal ini berlaku bagi investor sebelum berinvestasi di Indonesia.
“Kalau mau investasi saja, tanahnya disita, dikuasai mafia tanah ya hilang, akhirnya (investor) kabur, pilih Vietnam, Thailand, Filipina, ini rugi besar. untuk kita.” Hal itu diungkapkan AHY dalam seminar yang digelar di Universitas Padjadjaran Bandung, Kamis (19/9/2024).
Faktanya, masuknya investasi ke dalam negeri menciptakan lapangan kerja baru di perusahaan, uang yang dapat diperoleh pemerintah, dan membantu menumbuhkan perekonomian.
“Kalau (investasinya) jalan, bisa menciptakan puluhan ribu lapangan kerja,” kata AHY.
AHY juga mengatakan, investasi merupakan salah satu alat pembangunan negara di saat krisis ekonomi. Sebab APBN tidak akan mampu memenuhi seluruh permintaan rekrutmen.
AHY mengatakan: “Untuk pembangunan perlu investasi. Tapi orang yang mau membangun harus jelas, sifat tanahnya harus jelas”.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat ini mencontohkan secara konkrit situasi investor yang bisa kabur akibat aktivitas mafia tanah di Kabupaten Grobogan dan Kota Semarang, Jawa Tengah.