Mengetahui asal muasal Sound Horeg memang menjadi perbincangan di dunia maya. Tren ini merupakan tradisi musik dengan lirik berukuran besar yang menarik banyak komentar. 

Salah satunya adalah kejadian viral di Pati, Jawa Tengah, di mana seorang ibu nyaris dipukuli hingga tewas setelah memprotes suara keras yang dikeluarkan horeg yang keras. 

Pasalnya, sang ibu merasa terganggu dengan suara keras yang dikeluarkan oleh suara horeg yang dibawakan pada acara karnaval di Jalan Pati-Tayu KM 19, Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Untuk mengetahui asal muasal bunyi Horeg, sesuatu yang dianggap nyaring dan gelisah (Foto: MPI)

Ada pula kejadian di Malang, dimana sebuah rumah di Desa Sukopuro Kabupaten Malang mengalami kerusakan atap akibat kebisingan dan getaran keras Horeg Sound Carnival. Lalu apa sebenarnya asal muasal suara babi tersebut? Berikut updatenya, dikutip dari berbagai sumber: 

Sound pig sendiri merupakan salah satu alat penghasil suara yang sering digunakan untuk menguatkan atau menguatkan suara, biasanya berupa speaker portable atau sound system berdaya tinggi. 

Alat musik ini didesain untuk menyebarkan suara dalam jarak yang jauh dan dengan volume yang tinggi, sehingga dapat didengar oleh banyak orang sekaligus. Babi suara memiliki beragam fungsi, termasuk volume, frekuensi, dan portabilitas yang dapat disesuaikan. 

Secara umum, sound pig dilengkapi dengan amplifier bertenaga dan speaker berkualitas tinggi untuk memastikan suara yang dihasilkan jernih dan nyaring, bahkan di situasi luar ruangan atau di keramaian.

Rupanya pencipta nama Sound Horeg sendiri berasal dari seseorang yang berdomisili di Malang. Ia terinspirasi untuk menampilkan hiburan musik ini di tempat hiburan malam yang ramai di kota besar seperti Jakarta. 

Tak heran jika banyak yang bilang kalau suara babi ini seperti suara disko. Pasalnya, sound system berukuran besar ini kerap memutar lagu-lagu elektronik dengan diiringi lampu warna-warni bahkan penari sebagai latar belakangnya. 

Kata Horeg Sound berasal dari gabungan kata “sound” dan “horeg” yang berarti “suara yang bersemangat”. Dengan kata lain Suara Horeg merupakan suara yang dapat menimbulkan getaran.

Selain komposer asal Malang Jawa Timur, popularitas suara babi di daerah tersebut juga sangat tinggi. Karena popularitasnya, komunitas besar aktivis Sound Horeg dan penyedia layanan persewaan lahir di sana. 

Pada tahun 2017, didirikan komunitas bernama Sound Malang Bersatu. Awalnya, komunitas ini hanya beranggotakan 11 orang. Setelah delapan tahun berdiri hingga tahun 2024, sudah ada sekitar 1.200 anggota yang bergabung. 

Kepopuleran sound horeg yang ditandai dengan boomingnya musik dari sound system berukuran besar juga mulai menarik perhatian sejak tahun 2019, sebelum datangnya pandemi Covid-19.

Fenomena suara babi sempat vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Namun belakangan ini, suara babi kembali populer sehingga memberikan kehidupan baru.

(kamp)