MENTERI KESEHATAN RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meresmikan Pelayanan Pengelola Rumah Sakit Bersalin dan Anak (RSAB) Harapan Kita sebagai bagian dari pelaksanaan reformasi sektor kesehatan melalui transformasi sistem kesehatan internasional. Pada hari Kamis tanggal 12 September 2024 telah dilaksanakan peresmian gedung jasa pengelolaan di Jakarta.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi menjelaskan perbedaan antara rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan rumah sakit swasta, terutama dari segi anggaran dan keuntungan. Menkes Budi menjelaskan, di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan atau pemerintah, anggaran dan keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan ke rumah sakit sebagai investasi untuk membangun kembali fasilitas rumah sakit.

“Teman-teman perlu menggalang dana untuk rumah sakit. Pertama, mungkin berinvestasi pada bangunan yang lebih baik. Kedua, agar Anda bisa membeli peralatan yang rumit. Hal penting ketiga adalah gaji dokter tidak boleh lebih rendah dibandingkan saat ia bekerja di Pondok Indah. “Inilah masalahnya,” kata Menkes, Jumat (13/9/2024), mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan.

Menkes Budi melanjutkan, pembiayaan rumah sakit tidak hanya sangat penting dalam meningkatkan peralatan rumah sakit dan meningkatkan kualitas dokter, tetapi juga dapat membantu menyokong pasien BPJS yang kurang mampu.

“Keuangan itu penting karena kita bisa membeli pabrik dan peralatan, gaji dokter bisa setinggi swasta dan yang ketiga, kita bisa mendapat imbalan karena uangnya digunakan untuk mendukung pasien BPJS dan ini bisa meningkatkan kualitas hidup dokter. ” Kemungkinannya sama,” kata Budi Menkes.

Lebih lanjut Menkes Budi menegaskan, RSAB Harapan Kita juga terkenal dengan program bayi tabungnya. Program ini merupakan upaya Kementerian Kesehatan melalui RSAB untuk membantu pasangan yang sudah menikah namun sudah bertahun-tahun tidak mempunyai anak. Menteri Kesehatan Budi mengatakan, pelantikan pimpinan RSAB berdasarkan kapasitas dan kelengkapan alat pengujian telah menunjukkan hasil yang sangat lengkap dan sangat baik.

“Misalnya, saya pernah melihat orang seperti ini yang tidak bisa mempunyai anak selama lima tahun. “Saat saya bergabung dengan RSAB, saya langsung memiliki tiga orang anak,” ujarnya.

Pengembangan layanan yang dikelola RSAB dilakukan untuk pemerataan akses terhadap layanan perawatan ibu dan anak yang berkualitas bagi masyarakat dan sebagai layanan rujukan nasional. Selain itu, RSAB Harapan Kita berupaya memastikan tersedianya peralatan diagnostik dan pengobatan yang canggih dan unggul, khususnya penyakit ibu dan anak.

General Manager RSAB (Dirut) Ockti Palupi Rahayuningtyas dalam sambutannya menjelaskan bahwa untuk mewujudkan inovasi kesehatan, RSAB mengembangkan layanan Harapan Kita. Pengembangan layanan ini mencakup layanan non-JKN dan layanan prioritas seperti Klinik Edelweiss (Klinik Eksekutif), Klinik Amarylis (Klinik Kesehatan Eksekutif), Klinik Melati (Klinik Kelahiran) Kebidanan) dan Klinik Utama Harapan Kita di Bintaro.

“Pengembangan pelayanan operasional dan pendirian Klinik Pratama Harapan Kita di Bintaro merupakan upaya RSAB untuk menangkap peluang bagi pelanggan sakit dan sehat yang membutuhkan klinik kepemimpinan multispesialis untuk memberikan fasilitas kepada pelanggan yang menggunakan layanan medis rawat jalan. untuk menghadirkan kemudahan dan kenyamanan, memperkenalkan layanan satu atap,” kata Ockti Palupi, CEO RSAB.

Lebih lanjut Direktur Eksekutif menjelaskan RSAB Harapan Kita sebagai pusat kesehatan ibu dan anak nasional memiliki program prioritas yang meliputi peningkatan pengalaman pasien, peningkatan kualitas layanan dan peningkatan manajemen rumah sakit.

“Peningkatan pengalaman pasien meliputi peningkatan fasilitas pendukung, peningkatan kualitas penyedia, termasuk penanganan keluhan pasien, remunerasi yang adil, dan peningkatan tata kelola,” kata Ockti Palupi termasuk layanan non-JKN dan service excelent.

Fatma, ibu dari pasien RSAB berusia 7 bulan bernama Rara, mengungkapkan, dirinya kerap berobat ke RSAB untuk vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan. Diakui Fatma, pelayanan yang diberikan RSAB sangat baik karena fasilitasnya lengkap.

“Saya menyukai pelayanan Rumah Sakit Anak dan Our Lady of Hope. “Saya rutin vaksinasi anak-anak saya di sini. Kalau mereka terkena flu, mereka akan diperiksa di sini karena pelayanannya cepat, peralatannya modern, dan dokternya bagus,” kata Fatma.

Sementara itu, sasaran dari klinik eksekutif yang diresmikan antara lain adalah Klinik Edelweiss bagi pasien non-JKN yang membutuhkan pelayanan eksekutif dan nyaman khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Klinik Amaryllis dirancang untuk klien sehat, baik residen maupun mitra perusahaan, yang memerlukan layanan full medical check up (MCU), MCU pranikah, layanan vaksinasi, layanan kosmetik dan layanan kesehatan ibu dan anak lainnya.

Melati Klinika memiliki pasangan suami istri yang menderita infertilitas, wanita usia subur yang ingin menyimpan sel telur karena alasan tertentu, tes PGTA dan PGTM saat ini masih dalam tahap pengembangan. Klinik Utama Harapan Kita Bintaro diperuntukkan bagi pasien RSAB yang tinggal di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya.

(Singa)