Tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Tahun ini merayakan hari jadinya yang ke 74 dan mengusung tema “Menyembuhkan Tangan, Menghangatkan Hati”. Tema Hari Dokter Nasional tahun ini adalah untuk mencerminkan semangat para dokter yang terus berjuang melawan berbagai permasalahan kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sendiri mempunyai misi baru terkait peran dokter dalam meningkatkan akses kesehatan di Indonesia. Hal itu diungkapkan Budi usai Presiden Prabowo resmi melantiknya menjadi Menteri Kesehatan untuk kedua kalinya.
Budi Gunadi Sadikin, usai terpilih kembali menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Merah Putih era Prabowo Gibran, membeberkan banyaknya tugas yang dipercayakan Presiden RI, Prabowo.
Setidaknya ada 4 pekerjaan utama di bidang kesehatan yang dipercayakan Prabowo kepada Budi Gunadi Sadikin. Dua di antaranya berkaitan dengan peningkatan kinerja dan kesejahteraan dokter Indonesia.
Pertama, meningkatkan keterampilan dan kebahagiaan tenaga kesehatan, termasuk dokter rumah sakit, bidan, dan perawat. Budi menjelaskan, Prabowo ingin dirinya mengembangkan program pemeriksaan kesehatan. Hal ini merupakan salah satu upaya preventif terhadap sejumlah ancaman penyakit yang umum terjadi pada masyarakat Indonesia.
Budi mengatakan dalam pertemuan baru-baru ini di Kementerian: “Pertama, mengendalikan manusia sepanjang siklus hidup. Yang penting lingkungan kita tetap sehat. Bukan hanya mengobati orang sakit. Dinas Kesehatan di Jakarta.
Budi kemudian ditugaskan untuk mengembangkan keterampilan dan kesejahteraan tenaga kesehatan. Di rumah sakit, tidak hanya dokter, bidan, dan perawat.
“Kita perlu menjaga tidak hanya rumah sakit, tapi juga pegawai kantor pos.”
“Tugas mereka menjaga kesehatan, dan salah satu programnya adalah skrining. Karena harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan agar tidak sakit. Nah, itu yang ingin dia lakukan untuk seluruh masyarakat Indonesia.”
Tugas lain yang terkait dengan dokter Indonesia adalah meningkatkan jumlah tenaga medis profesional di tanah air.
“Iya, dia orang terakhir yang meninggalkan Kertanegar saat saya dipanggil. Budi mengatakan, “Kita harus memastikan jumlah dokter dan dokter spesialis mencukupi.”
“Sekarang tidak ada gunanya membangun rumah sakit yang kaya, tapi kita tidak punya cukup dokter yang berkualitas, jadi kita harus cepat,” tutupnya.
(qlh)