JAKARTA – Pada 17 Desember 1967, Perdana Menteri Australia Harold Holt menghilang saat berenang di Pantai Cheviot, Portsea, Victoria. Insiden ini menjadi salah satu perburuan terbesar dalam sejarah Australia, namun hingga saat ini Holt belum ditemukan.
Menurut ABC News, hari itu Harold Holt yang dikenal sebagai perenang dan penyelam ulung pergi ke Pantai Cheviot bersama tetangganya, Marjorie Gillespie, putri Gillespie Vyner, dan dua temannya lainnya, Martin Simpson dan Alan Stewart. Pantai ini, meskipun indah, memiliki arus bawah yang berbahaya dan telah memakan banyak korban jiwa di masa lalu.
“Saat itu sepertinya air laut baru saja menelannya. Saya tidak bisa melihat kepalanya lagi. Lalu dia menghilang,” kata Gillespie.
Berita hilangnya perdana menteri menyebar dengan cepat. Dalam dua jam pertama setelah dia menghilang, puluhan polisi, tim penyelamat, dan regu pencari berkumpul di Pantai Cheviot. Helikopter, sekoci, dan penyelam bahkan digunakan untuk mencari di pantai dan perairan sekitarnya. Namun kondisi laut yang ganas dan gelombang setinggi dua hingga tiga meter membuat pencarian sangat sulit.
“Pada saat itu, tidak ada harapan untuk menemukan jenazahnya,” kata seorang penyelam kepada wartawan ABC, karena pencarian untuk sementara dihentikan.
Pada hari kedua pencarian, badai dan hujan lebat memperburuk keadaan.
Pada saat itu, tim pencari menyadari bahwa tidak ada lagi harapan untuk menemukan Holt dalam keadaan hidup.
Fokus pencarian dipindahkan ke area yang dikenal sebagai “The Rip”, muara Port Phillip Bay. Pihak berwenang setempat menduga jika Holt tenggelam, tubuhnya mungkin tersapu arus ke barat laut atau bahkan ke Port Phillip Bay.
Namun kondisi laut yang terus berubah membuat pencarian menjadi sangat sulit. Hiu dilaporkan terlihat di dekat lokasi pencarian, sehingga semakin mengurangi harapan tim penyelamat. “Saya pikir semua orang yang dekat dengan Perdana Menteri masih memiliki harapan,” kata Tony Eggleton, sekretaris pers Holt. Namun seiring berjalannya waktu, harapan itu memudar, lanjutnya.
Pada sore hari tanggal 18 Desember, saksi utama, Marjorie Gillespie, memberikan kesaksiannya kepada pers. Diam-diam, ia mengatakan bahwa Holt tampak menikmati renangnya tanpa sadar ia terbawa arus menuju laut.
“Dia tampaknya tidak merasa tertekan atau meminta bantuan,” jelas Gillespie. Namun, ketika Alan Stewart bertanya, “Apakah dia berenang sejauh ini?” Gillespie mulai merasakan ada yang tidak beres.
“Saya berteriak, ‘Kembali! Kembali!’ tapi dia tidak bisa mendengarku. “Air tiba-tiba berubah menjadi gelombang besar dengan ombak yang kuat, dan dia tidak bisa kembali,” kenangnya.
Menurut Gillespie, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya. “Gelombang besar datang, lalu tidak ada apa-apa,” jelasnya.
Akhirnya pencarian dihentikan pada 22 Desember 1967, dan diumumkan secara resmi pada 5 Januari 1968. Hingga saat ini, jenazah Harold Holt belum pernah ditemukan.
Hilangnya Holt memicu spekulasi luas, terutama di tengah ketegangan geopolitik era Perang Dingin. Beberapa teori yang muncul antara lain dugaan bahwa Holt dibunuh oleh CIA, diculik oleh kapal selam Tiongkok, atau memalsukan kematiannya untuk menghindari tekanan politik.
Namun Eggleton menegaskan kejadian ini hanyalah sebuah tragedi.
“Sulit bagi masyarakat untuk menerima bahwa seorang perdana menteri bisa tenggelam seperti orang normal lainnya,” katanya pada peringatan 40 tahun hilangnya Holt.
(menit)