JAKARTA – Miftah Maulana resmi mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembangunan Sarana Keagamaan. Hal itu diungkapkannya dalam jumpa pers di Pondok Pesantren Ora Aji tempatnya mengajar di Sleman, DI Yogyakarta.

“Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan serta penuh kesadaran, saya ingin mengumumkan sebuah keputusan yang telah saya pikirkan dengan sangat mendalam. Saya putuskan mundur dari tugas Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembangunan Sarana Keagamaan,” ujarnya Miftah.

Miftah melanjutkan, keputusan ini diambil bukan atas dasar tekanan atau permintaan pihak manapun. Ia menghormati dan merasa bertanggung jawab sebagai pegawai negeri setelah kejadian ejekan terhadap penjual es teh Sunhaji. Mundur Sebagai Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana: Saya bertanggung jawab

“Saya mengambil keputusan ini bukan karena ada yang menekan saya, bukan karena siapa pun. “Saya mengambil keputusan ini karena rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Presiden Prabow Subianto dan seluruh masyarakat,” lanjutnya.

Seperti diketahui, petisi yang menyerukan pengunduran diri Miftah Maulana ramai di dunia maya. Hingga Jumat (12/06/2024) pukul 08.00 WIB, sudah ada 215.161 orang yang menandatangani petisi pencopotan Gus Miftah sebagai utusan khusus presiden di change.org.

Contoh tersebut menjadi populer ketika Gus Miftah tiba-tiba viral di platform X pada Selasa sore (12/3/2024). Tagar ‘Miftah’ di platform tersebut dipicu oleh lebih dari 26.800 tweet dari pengguna X. 

Semua bermula saat Gus Miftah menghadiri acara Magelang Bersholawat di Magelang, Jawa Tengah pada 27 November 2024. Sesuai kebiasaannya saat menghadiri acara, Miftah kerap membeli makanan dan minuman dari pedagang kecil.

Salah satu yang maju adalah seorang penjual es teh yang meletakkan sekeranjang minuman di kepalanya. Dengan langkah pelan saudagar itu berjalan mendekati panggung.  Tiba-tiba Gus Miftah bertanya kepada saudagar itu, “Es tehnya masih banyak?” Tetap? Ya, jual bodoh! Jual dulu kalau belum terjual!’

 

(Aln)