SEOUL – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Rabu (10/2/2024) memerintahkan pengerahan segera pesawat militer untuk mengevakuasi warganya dari Israel dan wilayah lain di Timur Tengah di tengah ketegangan. Itu diperintahkan setelah Iran menyerang Israel dengan beberapa rudal.

Yoon bertemu dengan penasihat keamanan dan ekonomi nasional mengenai konflik Timur Tengah dan menyerukan tanggapan yang cepat namun terukur terhadap dampak apa pun terhadap pasokan energi, perdagangan, dan rantai pasokan negara tersebut.

Yoon menekankan bahwa keselamatan warga di wilayah tersebut adalah prioritas tertinggi dan semua tindakan yang diperlukan harus diambil. Sebelumnya pada Rabu (2/10/2024), Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meminta warganya yang berada di Israel dan Lebanon untuk segera meninggalkan negaranya dengan cara apa pun.

Data resmi tahun 2023 menunjukkan terdapat 572 warga negara Korea Selatan di Israel, termasuk penduduk tetap dan pemegang paspor Israel, dan 214 di Lebanon.

Diketahui, Iran melancarkan serangan rudal balistik ke Israel pada Selasa (10/1/2024) malam waktu setempat. Iran menembakkan ratusan rudal ke berbagai wilayah Israel dan membakar markas intelijen Mossad. Serangan itu dilakukan sebagai respons atas beberapa pembunuhan personel Hamas dan Hizbullah yang dilakukan Israel.

Media lokal Iran, Tehran Times, menyebutkan 400 rudal ditembakkan dari Isfahan, Tabriz, Khoramabad, Karaj dan Arak. Namun, Israel hanya menyebutkan sekitar 18 rudal yang ditembakkan Iran ke wilayah Israel selatan dan tengah.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sejauh ini menahan diri untuk tidak menyerang Israel. Negara Zionis membunuh pemimpin Hamas Palestina Ismail Hanihi di Teheran pada 31 Juli.

Sirene berbunyi peringatan akan adanya serangan terhadap Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sebuah rudal balistik ditembakkan dari Iran ke Israel.

(enam)