JAKARTA – Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai prestasi Kejaksaan Agung (Kejagung) yang dipimpin ST Burhanuddin sukses. Korps Adhyaksa dinilai berani menghadapi banyak cobaan.
Sejauh ini kinerja Kejaksaan Agung sudah berjalan dengan baik. Pada Selasa 15/10/2024 Ray Rangkuti mengatakan, Ada kemauan dan keberanian Jaksa Agung yang mempengaruhi kewenangan yang ada di bawahnya.
Hal ini diungkapkan Ray Rangkuti menanggapi kinerja Kejaksaan Agung dalam lima tahun terakhir yang menunjukkan keberanian dalam mengungkap banyak kasus korupsi. Sejumlah kasus antara lain:
1. dan investasi mencapai 22,78 triliun selama 2012-2019 4. Kasus Ekspor Minyak Bumi (CPO): Kerugian pemerintah akibat ekspor minyak mentah (CPO) yang menghasilkan minyak goreng berjumlah 18,3 triliun. 5. Kasus Asuransi Jiwasraya: Kerugian pemerintah akibat korupsi di bisnis ini mencapai 16,81 triliun. 6. Kasus PT Garuda Indonesia: Kerugian negara sebesar Rp8,8 juta terkait pembelian pesawat ilegal. 7. Kasus BTS BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika: Kerugian pemerintah dalam proyek ini sebesar Rp 8,03. Namun Ray Rangkuti mengingatkan, dalam pemberantasan korupsi, harus ada perlindungan politik bagi jaksa yang berani. Jangan biarkan mereka menghukum Anda.
Oleh karena itu, lanjut Ray Rangkuti, tidak efektifnya jabatan Kejaksaan Agung yang sudah baik juga akan bergantung pada dedikasi presiden terpilih, Prabowo Subianto. “Masih punya komitmen kuat untuk mendukung Jaksa Agung selama efektif memberantas korupsi? Berikan keleluasaan sebesar-besarnya kepada Jaksa Agung untuk melakukan segala upaya dalam pemberantasan korupsi.” Sementara Jaksa Agung saat ini (ST Burhanuddin) berkomitmen memberantas korupsi,” ujarnya.
Jika Jaksa Agung memenuhi kewajibannya namun tidak mendapat dukungan dan jaminan politik dari Presiden, maka kinerja Jaksa Agung akan kembali tertunda. Mudah-mudahan kedua hal itu sejalan, kata Ray Rangkuti.
Dia mengatakan, strategi Jaksa Agung dalam melacak kerugian negara, mendeteksi kasus serius, dan berani menangkap pejabat negara sulit dilakukan. Ini benar dan lengkap. Faktor yang menjadikan korupsi efektif sebagai pencegah adalah kemiskinan.
Katanya: “(Kejagung) bukan hanya menjebloskan orang-orang koruptor (ke penjara) tapi juga menyita uangnya. Dulu orang hanya mengusir kami, tapi uangnya kemana-mana,” kata Ray Rangkuti.
Agar Kejagung sukses memulihkan kerugian negara akibat korupsi, Ray mengatakan Kejagung akan dibantu undang-undang properti. “Sampai saat ini mereka hanya bisa menyita uang (harta) yang dicuri pada saat kejadian. Mereka tidak bisa melakukan penggeledahan. Undang-undang penyitaan harta benda memperbolehkan Kementerian Kehakiman untuk melakukan penyidikan,” jelasnya.
(fk)