JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri kabinet untuk membahas tindak lanjut putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore (4/11/2024). Menteri Hukum Andi Agtas mengatakan, Prabowo setuju mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi.

“Soal putusan MK tentang eksekusi, ada 21 pasal yang dibatalkan MK. Dan presiden juga mengiyakan, semua setuju, semua menteri yang sekarang akan melaksanakan putusan MK,” bacanya. . kata Supratman di Istana Kepresidenan. Kompleks, Jakarta, Senin.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli melaporkan langkah-langkah strategis yang dilakukannya terkait putusan MK tersebut. “Maka kami laporkan langkah-langkah strategis yang kami ambil untuk menindaklanjuti hasil putusan Mahkamah Konstitusi tentang uji materi UU Cipta Kerja, seperti yang kami sampaikan tadi, Pemerintah menghormati hasil putusan Mahkamah Konstitusi.” dia menyatakan, kata Yassierli.

Yassierli mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis. Yassierli antara lain berdebat dengan Dewan Gaji Nasional. “Kemudian, siang tadi kita bahas apakah kita akan mengadakan LKS nasional tripartit dan ada perwakilan serikat pekerja dan pengusaha,” ujarnya.

Yassierli menyampaikan aspirasi diskusi tersebut kepada Presiden Prabowo. “Dan beliau (Prabowo) kemudian memberikan arahan tindak lanjutnya. Ini yang coba kita rumuskan,” ujarnya.

Yassierli mengatakan, pemerintah memiliki waktu hingga 7 November untuk menerbitkan surat edaran atau peraturan menteri tentang penetapan upah minimum.

“Dan kita punya batas waktu 7 November untuk mengeluarkan surat edaran, apakah itu surat edaran atau peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang penetapan upah minimum, yang akan kita sampaikan kepada gubernur-gubernur di seluruh Indonesia,” ujarnya. .

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

Perkara nomor 168/PUU-XXI/2023 diajukan oleh Partai Buruh, Federasi Serikat Pekerja Logam Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPBI), Konfederasi . Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan dua orang yakni Mamun dan Ade Triwanto yang berprofesi sebagai buruh.

Perkara nomor 168/PUU-XXI/2023 diajukan oleh Partai Buruh, Federasi Serikat Pekerja Logam Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPBI), Konfederasi . Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan dua orang yakni Mamun dan Ade Triwanto yang berprofesi sebagai buruh.

Tak hanya itu, dalam putusan setebal 687 halaman tersebut, Mahkamah meminta pembentuk undang-undang segera menetapkan undang-undang ketenagakerjaan yang baru dan memisahkan atau mengecualikannya dari apa yang diatur dalam UU 6/2023. Pertimbangan hukum dibacakan oleh Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih.  

(Ari)