Artikel kali ini akan membahas tentang pengakuan Gregoria Mariska Tunjung yang menderita sebelum dibakar terhadap Se Se Young. Gara-gara cedera, Gregoria mundur dari laga semifinal Denmark 2024.
Gregory tersingkir di semifinal melawan Ahn Se Young dari Korea Selatan. Ia memutuskan pensiun setelah mengalami cedera pada 20-22 dan 12-12.
Atlet berusia 25 tahun itu menjelaskan, rasa sakitnya bermula dari pergelangan kakinya. Meski tetap melakoni semifinal Denmark Open 2024 hari ini, rasa sakitnya menjalar hingga ke punggung.
“Awalnya saya merasa tidak nyaman di persendian, menyulitkan, tapi saya kira hanya kelelahan, tapi lambat laun menjalar ke pinggul,” kata Gregoria dalam siaran pers PBSI, Sabtu (19/10/2024).
“Hal itu sudah saya rasakan sejak kemarin, bahkan saat saya bertanding di Finlandia, saya sudah dirawat oleh tim fisioterapi PBSI dan pelatih saya serta fisioterapis PBSI tadi malam melakukan latihan khusus, bahkan sebelum bermain pagi ini, tapi tetap saja sakit”. – dia menambahkan.
“Di awal pertandingan pertama, saya masih ingin bermain di semifinal, tapi masih berbahaya, dan permainan Se Se Young kuat, sulit bagi saya dalam situasi seperti itu,” lanjutnya.
Ia menambahkan, “Musim lalu, ada beberapa pukulan darinya yang membuat saya tidak nyaman, saya butuh usaha lebih untuk mendapatkannya, jadi permainan saya sepertinya menghambatnya, karena saya tidak bisa mengikuti nada lawan saya,” imbuhnya. .
Karena sakit yang tak tertahankan, Gregoria akhirnya memutuskan mundur di game kedua saat kedudukan 12-12. Ia bahkan mengatakan bahwa rasa sakit itu seperti listrik.
Saat Gregory berada di lapangan, dia tidak bisa menangis. Namun yang lebih parah lagi karena dia akan meninggalkan permainan dan menolak untuk menang.
“Akhirnya di game kedua saya memutuskan untuk pensiun karena ada yang tidak beres dan membuat rasa sakitnya semakin parah, saya merasa seperti tersengat listrik, saya tidak bisa memikirkan apa pun, saya hanya fokus pada rasa sakit yang saya rasakan,” kata Gregoria.
“Jadi ya, saya harus berhenti bermain, itu menyakitkan saya, itulah mengapa saya menangis di lapangan, bukan hanya karena rasa sakit yang saya rasakan, tetapi karena saya tidak memiliki kemampuan untuk terus bermain, semua orang harus tahu bahwa saya seperti, ‘Saya masih ingin bermain di semifinal,'” – tutupnya.
(dengan)