JAKARTA – Jenderal TNI (purn) H Prabowo Subianto Djojohadikusumo dilantik menjadi Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014. Tepat tiga hari setelah ulang tahunnya yang ke-73, Prabowo resmi memimpin negara. Siapa yang tak kenal dengan Prabowo Subianto, sosok pemimpin tangguh yang namanya banyak dibicarakan di kalangan militer.   Perjalanan Prabowo Subianto untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini tidaklah mudah. Terlebih lagi, sebagai seorang jenderal, perjalanan karir militernya masih panjang dan bahkan sulit bagi Prabowo.    Prabowo Subianto merupakan anak dari Soemitro Djojohadikusumo, pakar ekonomi yang menjabat menteri di era Presiden Sukarno Soeharto. Sedangkan ibunya bernama Dora Maria Sigar atau Dora Soemitro.   Prabowo Subianto menghabiskan sebagian besar masa mudanya di luar negeri. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Prabowo untuk bersekolah di Akademi Militer Nasional di Magelang, Jawa Tengah. Padahal, selama 28 tahun, Prabowo mengenyam pendidikan dan berkarir di militer.   Perjalanan panjang Prabowo di dunia militer tidak selalu mudah. Dari tahun 1976 hingga 1985 ia memimpin operasi Nanggala di Timor Timur sebagai pemimpin peleton. Prabowo saat itu masih berusia 26 tahun dan merupakan kaisar termuda. Prabowo pun memimpin Seroja berupaya menangkap pemimpin Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato.

Kiprah Prabowo Subianto di dunia militer pun tak kalah menarik untuk diceritakan. Apalagi kehidupannya di dunia militer terus berlanjut hingga akhirnya diangkat menjadi Jenderal Panglima Pasukan Khusus (Kopassus). 

Namun, karier Prabowo sempat heboh di dunia militer karena berbagai tudingan yang ditujukan kepadanya. Kiprah Prabowo Subianto di dunia militer terhenti setelah pemberontakan Mei 1998 dan pengunduran diri Presiden Soeharto.   Setelah berpuluh-puluh tahun mengabdi di dunia militer, perjalanan Prabowo Subianto belum berakhir. Dia ingin pergi ke Yordania dan Eropa untuk memulai bisnisnya di luar negeri. Belakangan, ia bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo mendirikan beberapa perusahaan di berbagai bidang, antara lain produksi kelapa sawit, perkebunan, pertambangan, dan perikanan.   Semangat Prabowo Subianto mengabdi pada negara tak pernah padam. Ia aktif di berbagai organisasi hingga menjadi Ketua Umum Persatuan Tani Indonesia (HKTI). Prabowo menjabat Ketua Umum HKTI hingga 2009. Tak hanya itu, Prabowo terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Asosiasi Pasar Tradisional Indonesia (APPSI) periode 2008-2013.

Di dunia olahraga, Prabowo Subianto juga menjabat sebagai Pengurus Umum (PB) Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Ia kemudian menjadi ketua umum IPSI pada tahun 2004. Prabowo juga mendapat penghargaan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang berhasil mengantarkan pencak silat Indonesia sukses di kancah internasional.

Kedewasaan Prabowo Subianto di dunia bisnis lah yang membuatnya terjun ke dunia politik. Ia memulai politiknya sebagai calon presiden pada konvensi Partai Golkar tahun 2004. Namun, ia gagal dalam Konvensi Golkar melawan Wiranto.   Reaksi pahit atas kegagalan Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden justru mendorongnya untuk ikut mendirikan partai politik Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2009 bersama adiknya Hasyim). Saat itu, Prabowo juga gagal mencalonkan diri sebagai presiden karena partai yang baru dibentuknya belum memiliki kekuatan politik di DPR RI. Karena itulah ia memutuskan untuk bergabung dengan Megawati Soekarnoputri dan menamakannya Mega Pro. Meski dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pemilihan presiden (Pilpres) terakhir tahun 2009. Pada tahun 2014, Prabowo kembali bersiap untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Indonesia. Saat itu ia disandingkan dengan Hatta Rajasa dan bertarung bersama Jokowi-Jusuf Kalla. Prabowo Subianto kembali mengalami kekalahan. Banyak pakar politik yang menilai elektabilitas Partai Gerindra saat itu masih rendah sehingga menjadi penyebab kekalahannya.   Tak sampai disitu saja, perjalanan Prabowo Subianto tak pernah usai untuk kembali bertarung di Pilpres 2019. Kali ini Prabowo Sandiaga menggandeng Uno dan kalah. Namun, Jokowi malah menjadikannya pemenang Pilpres sebagai menteri di kabinet untuk mengisi kursi Menteri Pertahanan (Menhan).   Perjalanan panjang dan berat harus dibayar oleh Prabowo Subianto. Pada Pilpres 2024, Prabowo yang berpasangan dengan Rakabuming Gibran Rakabuming, putra sulung Jokowi, akan ikut memperebutkan kursi negara. Prabowo Subianto terus berjuang dan berlari, mulai dari militer, bisnis hingga politik, hingga mengantarkannya menjadi Presiden Republik Indonesia.

(eh)

(eh)