Medan – Plt Gubernur Sumut Agus Fatoni mengumumkan segudang prestasi di PON XXI Aceh-Sumut 2024. Tak hanya dari sisi penyelenggaraan, prestasi juga ada di lapangan.

Pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, PON dan rekor nasional memecahkan 113 rekor dalam delapan pertandingan. Hal tersebut tidak lepas dari regenerasi atlet, dimana rata-rata usia atlet pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 adalah 22 tahun.

Rekor nasional yang paling banyak dipecahkan adalah atletik dengan delapan rekor, disusul tujuh rekor renang, kata Fatoni dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).

Salah satu atlet muda asal Sumut, Nila Agustin (22), berhasil meraih tiga medali dan memecahkan tiga rekor nasional. Tak hanya itu, Gladys Larisa Greenhaga yang merupakan atlet loncat indah mampu meraih lima medali emas.

Provinsi Sumut berhasil memperbaiki posisinya dan menduduki peringkat keempat dari seluruh daerah dengan meraih 254 medali, yang meliputi 79 medali emas, 59 medali perak, dan 116 medali perunggu. Posisi tersebut tentu jauh berbeda dengan PON sebelumnya di Papua yakni peringkat ke-13.

“Provinsi Sumut sangat luar biasa di PON ini karena sangat sulit menggusur provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Di PON XXI, Sumut juga dipastikan bersaing dengan pemain elite nasional,” kata Fatoni.

Sumut mampu finis di posisi kedua dalam delapan pertandingan dan ketiga dalam sembilan pertandingan, yang tentunya membuktikan bahwa pemain Sumut tidak kalah dominan dengan pemain nasional lainnya. Para pemain Sumut sudah kembali bermartabat, lanjutnya.

34 cabang olahraga, 46 cabang olahraga, dan 528 pertandingan digelar di Sumut saja. PON XXI Aceh-Sumut juga menjadi kota terbesar sepanjang sejarah dengan diikuti 38 provinsi dan satu pemerintah ibu kota negara Indonesia (IKN).

Kontingen PON yang tiba di Sumut berjumlah lebih dari 18.000 orang. Ini termasuk ofisial, pelatih, dan pemain.

Beberapa lokasi PON XXI di Sumut bertaraf internasional dan mendapat pujian serta pengakuan dari berbagai pihak. Diantaranya adalah stadion atletik menengah, stadion bola voli, bowling, gateball, lapangan kriket, aksesibilitas akomodasi dan transportasi tidak kurang dari Olympic Media Center dan terakhir stadion utama Sumatera Utara di Deli Sardang.

Fatuni yang juga Ketua Panitia Pelaksana PON XXI Aceh-Sumut (PB) wilayah Sumut juga turut berkontribusi besar dengan bergabung dalam Forum Pimpinan Koordinasi Daerah (Forkopimda) untuk pengelolaan bersama PON. Ditingkatkan. Menjadi anggota komite. Struktur kepengurusan PB PON XXI meliputi unsur Kepolisian, TNI, Kejaksaan, BIN, DPRD, BPKP dan instansi vertikal lainnya.

Fatoni mengatakan, “Koordinasi dan persatuan merupakan upaya Pemprov Sumut agar semakin banyak masyarakat yang memegang kendali dan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan PON, lebih cepat, lebih baik, dan menyeluruh. Selesaikan pekerjaan,” kata Fatoni.

Selama PON XXI, peredaran uang tercatat lebih dari Rp 8,6 triliun dan tentunya merupakan salah satu wujud keberhasilan perekonomian daerah. Bahkan, seluruh hotel bintang tiga dan empat di kawasan PON Sumut tercatat penuh.

Berbagai biro perjalanan ramai dengan lebih dari 18 ribu orang yang datang ke Sumut selama 22 hari. Wajar saja jika bisnis makanan dan cinderamata berupa tenun songket dan gaharu berkembang pesat.

Di bidang kesehatan, Sumut telah mengembangkan 60 rumah sakit rujukan, 127 ambulans dan 1.100 dokter, tenaga medis, dan tenaga medis yang siaga di seluruh lokasi. Tak hanya itu, setiap hotel tempat para pemain menginap juga memiliki dua orang dokter dan tenaga medis yang menginap di hotel tersebut selama PON.

Melalui PON XXI, Sumut pun dengan bangga menorehkan sejarah baru dengan mencetak rekor MURI dengan melibatkan 83.391 relawan yang terlibat aktif. Jumlah relawan tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah dunia olahraga dan melebihi jumlah relawan Olimpiade.

“Sukses pesta olahraga terbesar di Indonesia ini merupakan hasil kerja keras, kerjasama dan solidaritas. Kebanggaan Sumut, suksesnya PON XXI Aceh-Sumut merupakan keberhasilan Indonesia di mata dunia,” kata Fatoni.

(perang)