JAKARTA – Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap peredaran sabu seberat 389 kilogram dari jaringan internasional Afghanistan-Jakarta.
Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kompol Donald Parlaungan Simanjuntak mengatakan, sabu asal Afghanistan sangat populer di kalangan pengedar dan pengedar karena harga jualnya yang murah.
“Kita semua tahu ada daerah konflik di sana dan harga sabu di Afghanistan sangat rendah. “Kalau dibandingkan dengan Jakarta, ada satu hal yang menjadi motivasinya,” kata Donald saat jumpa pers di Polda Metro Jaya. Rabu (20 November 2024).
Donald menjelaskan, setiap kilogram sabu yang dijual di Afghanistan berharga Rp 75 juta. Sedangkan harga sabu yang dijual di Indonesia bisa mencapai Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar per kilogram.
Jadi di Jakarta harga sabu yang kita kenal selama ini berkisar antara 1 gram hingga Rp 2 juta, ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto dalam pesannya mengatakan, pihaknya menangkap dua pelaku berinisial MS (30) dan CR (34) yang berperan sebagai kurir atau kontrak perusahaan yang hadir. dalam daftar pengungsi.
“(Dia mengungkap) tindak pidana yang melibatkan 389 kg sabu. Jaringan Internasional Afganistan dan Jakarta Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, kata Karyoto dalam jumpa pers, Rabu (20/11/2024).
Karyoto menjelaskan, penangkapan dilakukan pada Minggu (17 November) lalu di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Berdasarkan hasil publikasinya, ia berhasil menyelamatkan sebanyak 2,2 juta nyawa manusia.
“Saya sampaikan, jika bukti-bukti ini disebarluaskan secara ilegal ke masyarakat, maka 2,2 juta generasi generasi bangsa ini akan terkena dampaknya, dan akibatnya generasi muda jelas tidak produktif jika belajar terjatuh di tengah jalan. , kalau mereka bekerja pasti produksinya tidak maksimal,” ujarnya.
Saat ini, kedua pelaku dicurigai berdasarkan Art. 114 bagian 2. Subsider Pasal 112(1) 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba.
“Dengan ancaman pidana minimal 5 tahun penjara dan maksimal pidana penjara seumur hidup atau pidana mati,” tegasnya.
(paus)