SEOUL – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Sabtu (7/12/2024) menghindari resolusi pemakzulan di parlemen yang dipimpin oposisi, melalui upaya penerapan darurat militer yang sempat terhenti pada pekan ini. Upaya pemakzulan gagal setelah anggota partai Yun memboikot pemungutan suara tersebut.
Hanya 195 suara yang diberikan, jauh di bawah ambang batas 200 yang diperlukan untuk penghitungan suara.
“Seluruh negara menyaksikan keputusan yang dibuat di Majelis Nasional hari ini. Dunia menyaksikannya,” kata Woo Won Shik, juru bicara Reuters.
Tidak memilih adalah hal yang memalukan.
Partai oposisi utama, Partai Demokrat, mengatakan pada hari Sabtu bahwa jika mosi pemakzulan gagal, mereka akan menghidupkannya kembali pada minggu depan.
Yun mengejutkan negara itu pada Selasa malam ketika dia memberikan kekuatan darurat yang luas kepada militer untuk menindak apa yang disebutnya “kekuatan anti-pemerintah” dan menindak lawan politik yang bermusuhan. Kemudian dia mencabut perintah tersebut.
Dia meminta maaf kepada bangsanya dalam pidatonya pada Sabtu pagi, namun menolak seruan untuk mengundurkan diri menjelang pemungutan suara. Meski selamat dari upaya pemakzulan ini, masa depan Yoon di kantor masih terlihat suram.
Selama setahun terakhir, kepresidenan Yun dibayangi oleh skandal yang melibatkan istrinya, yang dituduh menerima tas tangan mahal Christian Dior sebagai hadiah dan dia dengan tegas menolak untuk mempercayainya
Yun baru meminta maaf setelah skandal itu dituding sebagai penyebab kekalahan telak partainya dalam pemilihan parlemen pada bulan April. Namun, ia tetap menolak seruan penyelidikan atas dugaan korupsi dan manipulasi harga yang melibatkan istri dan ibunya.
Kantor kejaksaan, yang menyelidiki tuduhan tersebut, memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap wanita pertama.
Perjuangan Yoon di dalam negeri telah menutupi kesuksesan relatifnya di panggung internasional.
Upaya beraninya untuk mengakhiri kebuntuan diplomatik selama puluhan tahun dengan negara tetangga Jepang dan bergabung dengan Amerika Serikat dalam kerja sama pertahanan trilateral dengan Tokyo secara luas dianggap sebagai warisan kebijakan luar negerinya yang khas.
(dk)